Ha Ni duduk di pinggir tempat tidur dan berkata, "Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku tau akan sangat sulit sekali mengatur ulang jadwal wawancara di Universitas. Semua orang sangat berharap padamu tapi karena keisenganku mengikutimu maka kau tidak pergi wawancara. Kau seharusnya membiarkan aku saja dan kau pergi melakukan wawancara." Seung Jo yang berdiri di delakang Ha Ni hanya berkata, "Haruskah aku begitu?" Ha Ni benar-benar merasa bersalah dan bilang, "Ya kau benar. Aku ini hanya penghalang di kehidupanmu. Tidak. Kata itu tidak cukup untuk menjelaskan semuanya, aku adalah pembawa bencana."
Min Ah dan Joon Gu mendapatkan kabar bahwa Ha Ni masuk rumah sakit sehingga mereka pun datang masuk ke ruangan Ha Ni di rawat. Joon Gu kaget melihat Seung Jo dan langsung marah-marah ke Seung Jo namun Ha Ni menghentikannya. Joon Gu marah-marah, "hey kau Baek Seung Jo! Setiap Ha Ni ada di dekatmu pasti saja dia mendapatkan sial!" Ha Ni membentak Joon Gu dan meminta agar teman-temannya itu pergi karna dia ingin sendiri. Ha Ni langsung rebahan di tempat tidur sementara Min Ah langsung menarik Joon Gu untuk keluar dari kamar rawat Ha Ni.
Seung Jo mencoba bercanda dan bertanya, "Apakah aku harus pergi juga?" Ha Ni menjawab, "Ya pergilah dan istirahat." Seung Jo kaget mendengar jawaban Ha Ni. Ha Ni menangis dan Seung Jo hanya bisa diam.
Papah meminta maaf kepada Ibu Seung Jo dan Bapa Seung Jo. Bapa Seung Jo bilang bahwa ini bukan salah Ha Ni karna tadi sebenarnya Seung Jo masih memiliki waktu untuk ikut wawancara namun Seung Jo yang menolak untuk pergi. Ibu Seung Jo bilang bahwa dia yakin kalau Seung Jo ada rencana lain dan Seung Jo itu masih remaja jadi wajar kalau membangkang seperti itu. Papah tersenyum tapi sebenarnya dia merasa tidak enak hati pada keluarga Baek.
Ha Ni sudah boleh pulang dari rumah sakit dan kakinya yang di gips di gambari oleh para pelayan di Restaurant milik Papah. Papah tertawa lalu bilang bahwa keluarga mereka ini memang memiliki kemampuan sembuh dengan cepat bahkan Dokter pun tidak percaya bahwa Ha Ni sudah boleh pulang dari rumah sakit secepat ini.
Ha Ni bertanya pada Papah, "Pah, bukankah sebaiknya kita meninggalkan rumah keluarga Baek?" Papah kebingungan dan bertanya, "Kenapa? Apakah kau merasa tidak nyaman? Tenang saja semuanya lebih mengkhawatirkanmu dari pada mengkhawatirkan Seung Jo." Ha Ni kesal dan bilang, "Ah itu lah yang membebani aku. Kenapa semua itu terjadi?"
Saat makan malam, Bapa Seung Jo melihat kursi Ha Ni dan bertanya, "Apakah Ha Ni masih merajuk?" Ibu Seung Jo menjawab, "Dia tidak keluar dari kamarnya dan juga tidak mau makan apapun." Eun Jo bilang bahwa Ha Ni pernah keluar dari kamar malam hari dan itu sangat mengagetkannya karna dia menyangka itu hantu.
Ibu Seung Jo lalu berkata, "Hey Baek Seung Jo... Kamu harus memperlakukannya dengan baik. Hanya kata-kata manis darimu lah yang bisa memecahkan masalah. Tapi kenapa kau malah membuatnya lebih sedih hah?" Seung Jo menjawab, "Aku sudah mengatakan padanya." Ibu Seung Jo terseunyum senang, "Benarkah? Apa yang kamu katakan padanya?" Seung Jo berkata, "Hmm terima kasih karna sudah membuatku tidak mengikuti wawancara itu." Senyum Ibu Seung Jo hilang dan dia marah, "Apa itu kata-kata untuk menghibur seseorang yang sedih? Itu seperti menampar anak kecil yang menangis!" Ibu Seung Jo menggambil mangkuk nasi Seung Jo dan berkata, "Kamu tidak usah makan hingga Ha Ni mau makan!" Seung Jo hanya terdiam.
Ha Ni duduk di dalam kamarnya dan dia memikirkan banyak hal yang sudah dia lakukan sehingga membuat Seung Jo mendapatkan masalah. Ha Ni benar-benar sedih dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah Seung Jo. Ha Ni hanya menulis surat perpisahan dan menyimpannya di atas meja kamar.
Ha Ni diam-diam keluar dari rumah sambil membawa kopernya. Tiba-tiba Seung Jo muncul dan berkata, "Sudah lama tidak melihatmu. Apakah kau mau pergi? Apakah ini karena aku tidak masuk Universitas Tae Sung?" Ha Ni menjawab, "Ya karna masalah ini dan juga obat flu. Aku berusaha berbuat baik tapi... Semakin lama aku berfikir, sepertinya aku tak seharusnya ada di sisimu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi karna perbuatanku, jadi sebaiknya kau tidak menghalangi aku."
Seung Jo berkata, "Aku tidak berfikir seperti itu." Ha Ni kebingungan dan Seung Jo melanjutkan omongannya, "Apa aku harus membantu? Kopermu terlihat berat." Ha Ni kecewa dan bilang bahwa Seung Jo tidak perlu membantunya. Seung Jo mengerti dan melepaskan kepergian Ha Ni tapi sebelumnya dia memberikan Ha Ni sebuah amplop surat. Ha Ni kebingungan dan membuka amplop surat dari Universitas Parang. Ha Ni membaca biaya pendaftaran yang ternyata 0 won dan Ha Ni bilang bahwa amplop surat itu pasti bukan untuknya karna tidak ditulis mengenai jurusan yang dia ambil. Ha Ni melihat ada tulisan Baek Seung Jo di amplop itu dan dia berkata, "Hmm ini ditujukan untuk Baek Seung Jo. Baek Seung Jo? Hah Baek Seung Jo? Omo..."
Ha Ni bertanya, "Benarkah kau akan masuk Universitas Parang? Kenapa?" Seung Jo menjawab, "Siapa yang tahu jika mereka akan memohon padaku? Ya mereka akan membiayai semua biayaku bahkan jika aku kuliah di luar negeri pun mereka akan memberikan apapun." Ha Ni benar-benar tidak menyangka hal itu dan bilang, "Huh kalau padaku mereka terlihat kesal dan bertanya padaku 'Mengapa kamu harus memilihmu?' Tapi... Mengapa kau memilih Universitas Parang?" Seung Jo menjawab, "Selama menjalani hidupku hingga sekarang. Rasanya aku paling pemarah itu tahun lalu. Aku kesal dan panik memikirkan apa yang akan terjadi. Benar-benar kacau sekali tapi... Menyenangkan." Ha Ni kaget mendengar hal itu.
Seung Jo melanjutkan pembicaraannya, "Tertidur saat ujian itu menyenangkan. Memikirkan mengenai hasil ujianku, itu adalah hal yang baru untukku. Terima kasih untukmu karna berkatmu aku merasakan banyak hal. Hmm rasanya lebih menyenangkan dan bersemangat. Jadi..." Ha Ni memotong pembicaraan Seung Jo, "Jadi kamu melakukan ini karena aku? Mendaftar ke Universitas Parang?" Seung Jo langsung menjawab, "Tidak! Aku melakukannya karna diriku sendiri!
Seung Jo membatu Ha Ni membawakan kopernya kembali ke kamar dan Ha Ni berkata, "Terima kasih. Tunggu... Jadi selama ini kau pura-pura cuek padahal kau sudah mengetahui mengenai Universitas Parang ini? Bahkan tetap cuek walaupun aku hampir mati karena merasa bersalah? Kenapa hah?" Seung Jo menjawab, "Karena ini menyenangkan. Kenapa? Kau tidak suka? Kalau kau tidak suka maka aku akan membatalkannya sekarang juga." Ha Ni kaget dan langsung mencegah Seung Jo, "Tidak... Tidak perlu. Aku menyukainya dan aku bahagia." Seung Jo berkata, "Aku sudah tau mengenai itu." Seung Jo langsung pergi ke kamarnya dan Ha Ni tersenyum senang sambil mencium boneka yang dikasih Seung Jo.
Seung Jo berkata, "Jika aku mengetahui apa yang ingin aku lakukan maka aku akan menjalani hidup ini dengan semangat. Bukankah nenekmu yang bilang agar hidup dengan bahagia? Kalau begitu sampai jumpa lagi." Seung Jo langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah namun Ha Ni menahannya dan bertanya, "Kalau begitu... Apa ini artinya aku boleh tinggal disini lebih lama lagi? Aku berjanji tidak akan menjadi pengacau lagi." Seung Jo melihat Ha Ni dan bertanya, "Tidak akan? Yakin?" Ha Ni kebingungan dan menjawab, "Mungkin tidak... tapi aku akan berusaha Aku janji hidupmu akan lebih menyenangkan dan bersemangat." Seung Jo tersenyum sekilas dan langsung masuk kedalam rumah. Ha Ni berfikir bahwa ini artinya 'boleh' dari Seung Jo sehingga dia pun ikut tersenyum senang.
Pagi-pagi Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo dan Papah sedang berkumpul di ruang keluarga. Papah melihat surat penerimaan Seung Jo di Universitas Parang dan Ibu Seung Jo langsung berkata, "Sudah kuduga bahwa dia memiliki rencana lain." Papah merasa sedikit lega tapi dia tetap merasa bersalah karna Seung Jo tidak bisa masuk Universitas Tae San. Ibu Seung Jo langsung bertanya, "Huh apa bagusnya Universitas Tae San? Isinya hanya sekumpulan anak seperti Seung Jo saja. Ah senangnya Ha Ni dan Seung Jo masuk Universitas yang sama. Bukankah ini terlihat seperti mereka ini jodoh yang sudah ditakdirkan?" Bapa Seung Jo dan Papah hanya tertawa.
Papah sedang membersihkan Restaurant dan Joon Gu langsung masuk. Joon Gu memberikan Papah sekantung biji bunga matahari karena itu dapat membantu menyembuhkan patah tulang untuk Ha Ni. Papah menerima itu dan mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba Joon Gu berlutut dan berkata, "Tolonglah terima aku menjadi muridmu. Tradisi 60 tahun Restaurant Mie ini tidak boleh terhenti sehingga aku akan menlanjutkannya. Tolonglah." Papah terlihat kesal dan berkata, "Sudah ku bilang, melakukanlah apapun yang kamu inginkan bukan melakukan apapun demi Ha Ni." Joon Gu bilang bahwa ini lah yang dia inginkan.
Joon Gu berusaha membuat Papah menerimanya sehingga dia berkata, "Saat pertama kali memakan mie buatan Papah, hatiku sungguh tergugah." Papah terus berusaha melepaskan kakinya dari pelukan Joon Gu namun Joon Gu tidak mau juga melepaskannya.
Restaurant sedang sepi dan ada seorang Ibu yang datang dan bertanya, "Permisi... Apakah ini tempat memohon agar masuk Universitas bagus? Aku dengar jika makan mie disini maka anak bodoh pun akan masuk Universitas Parang." Papah menjawab, "Ah apakah Mie Keberuntungan? Ah silahkan masuk dan duduklah." Banyak Ibu-ibu yang masuk dan langsung duduk di kursi.
Papah melihat Joon Gu yang masih berlutut dan meminta Joon Gu segera pergi namun Joon Gu tidak mau dan bilang, "Tidak. Aku akan tetap disini hingga kau menerimaku." Papah berkata, "Kelakuanmu ini hanya akan mengganggu bisnisku saja tau!" Joon Gu merasa bersalah dan langsung meminta maaf. Ibu-ibu itu meminta di bawakan minuman dan Papah pun sibuk mengambilkan minuman. Ibu-ibu itu juga meminta menu dan Joon Gu langsung memberikan menu itu pada Ibu-ibu. Ibu-ibu memuji Joon Gu yang terlihat bekerja keras dan mengira bahwa Joon Gu ini adalah pelayan di Restaurant.
Joon Gu membantu mempromosikan menu di Restaurant dan itu membuat Papah mulai berfikir. Ibu-ibu memuji Joon Gu yang masih muda namun sudah pintar berbisnis. Joon Gu senang di puji seperti itu dan menunjukan pada Papah bahwa dia bisa bekerja dengan baik.
Ha Ni pergi ke toko elektronik dan bertanya, "Permisi... dimana bagian Mp3 dan Kamera ya?" Pelayan pun segera menunjukan tempat penjualan dan Ha Ni berkeliling melihat-lihat. Lalu Ha Ni pergi ke toko pakaian dan dia melihat baju-baju laki-laki, "Huh banyak sekali yang ingin aku beli untuknya..." Ha Ni berada di antara 2 patung pakaian dan dia membayangkan Seung Jo memakai pakaian itu, "Hmm yang di kanan ini terlihat bagus, yang di kiri ini juga terlihat lebih cocok untuk Seung Jo." Ha Ni melihat harga baju yang kiri dan dia langsung kaget karna sangat mahal sekali.
Akhirnya Ha Ni memilih untuk kerja part time di sebuah toko swalayan agar bisa membeli baju untuk Seung Jo. Ha Ni benar-benar bekerja keras, mulai dari mengepel, menyimpan barang, menjadi kasir bahkan membuang sampah. Ha Ni bilang bahwa ini hal yang menyenangkan tapi melelahkan.
Ha Ni pulang ke rumah dan langsung di sambut oleh Ibu Seung Jo. Ha Ni berjalan lesu menuju kamarnya dan Ibu Seung Jo bergumam, "Hmm akhir-akhir ini dia selalu pulang terlambat." Eun Jo yang mendengar omongan ibunya pun langsung berkomentar, "Mungkin dia bermalas-malasan karna sudah di terima di Universitas." Ibu Seung Jo yang mendengar itu langsung memarahi Eun Jo.
Seung Jo habis dari kamar mandi dan dia melihat Ha Ni yang rebahan di kamar dan terlihat lelah. Seung Jo pun berkata, "Oh Ha Ni. Kau akhir-akhir ini selalu pulang malam." Ha Ni bertanya,"Kenapa? Apakah kau khawatir?" Seung Jo menjawab, "Khawatir? Kau tahu tidak bahwa ibuku selalu telat tidur karena menunggu untuk membukakan pintu untukmu." Ha Ni berkomentar, "Ya aku tau tapi mau bagaimana lagi." Seung Jo bertanya, "Hah? Bagaimana lagi?" Ha Ni terlalu lelah sehingga dia pun langsung tertidur dan membiarkan Seung Jo bengong.
Ha Ni kembali bekerja di toko swalayan itu dan sedang mengitung jumlah gajihnya. Pintu masuk terbuka dan Ha Ni berkata, "Selamat dat...." Kata-kata Ha Ni langsung terpotong kerna yang datang adalah Seung Jo. Ha Ni kebingungan karena di toko itu hanya ada 1 karyawan dan itu artinya dia harus menghadapi Seung Jo. Seung Jo berjalan ke meja kasir dan dia langsung kaget melihat karyawan toko memakai jaket yang ditutup hingga kepala dan ada topeng wajah ayam. Ya Ha Ni berusaha menyembunyikan wajahnya dengan memakai jaket itu.
Seung Jo membayar belanjaannya dan Ha Ni tidak bisa melihat uang itu sehingga dia bertanya, "Pembeli berapa uang anda ini?" Seung Jo keheranan dan menjawab, "10000 won." Ha Ni membuka mesin pembayaran dan kebingungan untuk mengambil uang kembalian karna tidak terlihat, jadi dia berkata, "Pembeli... silahkan ambil kembaliannya 8800 won." Seung Jo tambah kebingungan namun dia langsung mengambil kembalian dan pergi.
Ha Ni merasa lega dan langsung membuka jaketnya itu tapi dia langsung kaget karna melihat ada Manager Toko di hadapannya. Manager toko marah, "Kau menyuruh pembeli mengambil kembaliannya sendiri?" Akhirnya hari itu juga Ha Ni langsung di pecat!
Karena sedang hujan maka Ha Ni memilih berteduh di pinggir toko makanan. Ha Ni mengomel, "Dari sekian banyak toko, Kenapa dia harus datang kesana? Ah ini pasti karna takdir hehehe. Ngomong-ngomong, dimana lagi aku bisa mendapatkan uang? Lagipula ini belum terlalu larut malam." Ha Ni melihat kedalam toko makanan tempat dia berteduh yang ternyata sedang mencari karyawan. Ha Ni pun langsung semangat masuk ke toko itu dan melamar pekerjaan.
Pekerjaan Ha Ni itu adalah mengantarkan pesanan makanan. Walaupun hujan, Ha Ni tetap bekerja dan pemilik toko meminta Ha Ni untuk mengantarkan makanan ke sebuah rumah. Ha Ni tersenyum dan mengantarkannya. Ha Ni sampai di rumah itu dan dia kaget saat menyadari itu rumah Keluarga Baek. Ha Ni kebingungan dan mencoba berfikir. Pemilik toko menelfon dan marah-marah ke Ha Ni karena pesanan makanan belum sampai juga. Ha Ni bialng bahwa dia sudah di depan rumah pembeli. Ha Ni menutup telfon dan benar-benar merasa kebingungan.
Ha Ni berbicara melalui interkom dengan Seung Jo dan dia sengaja merubah suaranya, "Ah ini aku dari pengantar ayam. Aku sangat sibuk sehingga aku akan meninggalkannya di luar dan anda bisa mengambilnya." Seung Jo bertanya, "Lalu bagaimana dengan uangnya?" Ha Ni baru ingat mengenai itu dan menjawab, "Tentu saja kau harus memberikan aku uangnya."
Seung Jo pun keluar rumah untuk mengambil pesanan ayam dan lagi-lagi dia kaget saat melihat pengantar ayam memakan jaket yang di tutupi hingga wajah dan ada gambar topeng ayam. Seung Jo langsung memberikan uangnya dan masuk kembali kedalam rumah. Ha Ni benar-benar tegang dan langsung bersandar lemah.
Selesai mengantar makanan, Ha Ni kembali ke restaurant dan mengomel, "Dari sekian banyak restaurant ayam, kenapa dia harus memesannya disini? Ah ya ini pasti karena kita berjodoh hehehe..."
HP Ha Ni berbunyi dan itu telfon dari Min Ah. Min Ah berkata, "Aku khawatir pada Joo Ri. Keluarganya bilang bahwa Joo Ri pergi pagi-pagi sekali dan sampai sekarang belum pulang juga. Bahkan HPnya pun tidak aktif. Hmm sebenarnya sejak dia tau kalau kita di terima Universitas Parang, dia sulit dihubungi. Jadi itu sebabnya kenapa aku hanya datang bersama Joon Gu saat kamu di rawat di rumah sakit."
Ha Ni sangat panik dan mencari ke berbagai tempat yang biasa mereka datangi. Dan tempat yang terakhir di datangi adalah Salon tapi tetap saja Ha Ni tidak berhasil menemukan Joo Ri. Ha Ni sedih dan berkata, "Joo Ri... Kau ada dimana?" Ha Ni janjian ketemuan dengan Min Ah dan berusaha mencari bersama namun tetap tidak menemukan Joo Ri. Ha Ni bertanya, "Teampat mana yang belum kita datangi? Ah ya sekolah!"
Mereka berdua pun pergi ke sekolah untuk mencari Joo Ri. Mereka mencari Joo Ri ke ruang club seni namun tidak ada dan ternyata akhirnya menerka menemukan Joo Ri di ruang kelas. Min Ah dan Ha Ni langsung menghampiri Joo Ri dan bertanya, "Ya Joo Ri! Kenapa HP mu tidak aktif?" Joo Ri kaget dan balik bertanya, "Kenapa kalian disini? Bukankah kalian sibuk karena sudah menjadi mahasiswa?" Min Ah menjawab, "Ya kita bahkan belum lulus." Ha Ni meminta maaf karna dia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga melupakan Joo Ri.
Joo Ri bilang bahwa dia seharusnya pergi mencari Universitas namun dia kebingungan sehingga tempat yang didatangi itu sekolah ini. Min Ah bertanya, "Apa kau tidak akan ikut tes?" Joo Ri menjawab, "Orang tua ku meminta ku untuk melakukannya ya walaupun untuk program kuliah yang hanya 2 tahun saja. Tapi apa yang aku lakukan jika nanti aku kuliah? Hanya akan membuang-buang uang saja. Kenapa orangtua ku ini tidak mengerti aku?" Ha Ni berkata, "Ya sudah kamu jelaskan saja pada orang tuamu bahwa kau ingin melakukan sesuatu yang kamu inginkan." Joo Ri berkata, "Aku tidak tahu apa yang ingin aku lakukan." Ha Ni dan Min Ah kompak berkata, "Aku tau."
Ha Ni dan Min Ah menggerakan tangannya seperti gunting dan Joo Ri tersenyum. Min Ah bilang bahwa Joo Ri lah yang telah membuat model rambutnya itu. Ha Ni juga bilang bahwa selama ini Joo Ri yang selalu membantu mengikat rambutnya.
Joo Ri senang mendengar hal itu dan langsung bilang, "Baiklah aku tidak akan mengambil tes kuliah itu. Ini sangat menggangguku." Joo Ri mengambil buku-bukunya yang tebal dan berteriak di jendela, "Universitas hanya mementingkan nama, kejam sekali dunia ini!" Joo Ri langsung melemparkan buku-bukunya itu keluar jendela. Ha Ni ikut berteriak, "Kejamnya dunia ini karena Universitas yang mementingkan nama hanya mau menerima gadis-gadis populer!" Ha Ni ikut melemparkan buku keluar jendela. Min Ah ikut berteriak, "Joo Ri cantik!" Ha Ni ikut berteriak, "Min Ah juga cantik!"
Joo Ri tersenyum lega dan berkata, "Ngomong-ngomong selamat ya karna kalian sudah diterima di Universitas." Mereka semua tertawa dan langsung bernyanyi bersama dan ada Bye-Bye Sea yang mengiringi nyanyian mereka.
Hari kelulusan sudah tiba dan Ibu Seung Jo sibuk menyuruh Ha Ni dan Seung Jo agar segera bersiap-siap. Seung Jo sudah selesai bersiap-siap dan saat dia keluar kamar, dia kaget saat melihat Ha Ni memegang kotak besar. Ha Ni memberikan kotak besar itu pada Seung Jo dan Seung Jo bertanya, "Apa ini?" Ha Ni menjawab, "Ini karena aku merasa bersalah dan merasa berterima kasih padamu jadi kamu bisa menyebutnya ini sebagai hadiah kelulusan." Seung Jo bertanya, "Kau mau memberikan hadiah minta maaf, berterima kasih dan hadiah kelulusan sekaligus hanya dalam satu hadiah?" Ha Ni hanya tertawa dan membukakan hadiah untuk Seung Jo.
Seung Jo melihat hadiahnya dan bertaya, "Hah apa ini?" Ha Ni menjawab, "Itu alat pemijat kepala. Sepertinya kau sering berkata bahwa kau sakit kepala." Seung Jo terlihat meremehkan hadiah Ha Ni dan Ha Ni pun kecewa dan betanya, "Apa kau ingin hadiah lain?"
Ibu Seung Jo datang ke lantai 2 karena Ha Ni dan Seung Jo tidak juga turun ke bawah. Ibu Seung Jo melihat hadiah Ha Ni dan dia bertanya, "Omo... Apa ini? Apakah ini helm?" Ha Ni menjelaskan, "Ini adalah alat pemijat kepala karena kepala Seung Jo sering digunakan. Ini juga sangat baik memijat leher." Ibu Seung Jo berkomentar ,"Apakah ini hadiah untuk Seung Jo? Ah kau ini sangat perhatian sekali Ha Ni."
Ibu Seung Jo mengambil alat pemijat kepala itu dan berniat memakaikannya ke kepala Seung Jo namun Seung Jo menolaknya dan langsung pergi. Ha Ni melihat Seung Jo dan dia merasa sangat kecewa. Ibu Seung Jo berkata, "Huh dia itu selalu bersikap kasar. Tapi ini terlihat mahal, dimana kamu mndapatkan uang?" Ha Ni bilang bahwa dia bekerja paruh waktu. Ibu Seung Jo bertanya, "Jadi ini alasan mengapa kau selalu pulang larut malam?" Ha Ni menganggukan kepalanya.
Seung Jo ternyata masih ada di tangga sehingga dia bisa mendengar omongan Ibunya dan Ha Ni. Dia hanya tersenyum sekilas saat tau kalau Ha Ni bekerja paruh waktu demi membelikan hadiah untuknya.
Ha Ni dan teman-temannya sudah masuk kedalam gedung sekolah untuk acara kelulusannya. Ha Ni terlihat sangat gugup, Joo Ri dan Min Ah justru terlihat santai dan mengganggu Ha Ni. Ternyata Ha Ni sangat gugup karena nanti dia akan mewakili kelas 3-7 untuk naik ke atas panggung untuk menerima surat kelulusannya. Min Ah bilang bahwa Guru Kang Yi sudah sangat berusaha membuat Ha Ni agar bisa maju ke atas panggung sehingga Ha Ni tidak boleh tampil mengecewakan. Joo Ri juga bilang bahwa yang anak naik ke atas panggung itu hanya 2 orang. dari kelas 3-1 adalah Baek Seung Jo dan dari kelas 3-7 adalah Oh Ha Ni. Kata-kata itu justru membuat Ha Ni semakin tegang.
Joon Gu melihat Seung Jo dan bertanya, "Hey Baek Seung Jo! Aku dengar kau masuk Universitas Parang. Katakan apa maksudmu hah? Ada beratus-ratus Universitas bahkan kau mungkin bisa masuk Universitas Tae San dengan mengerjakan soal sambil menutup mata. Lalu kenapa kau mengambil Universitas Parang hah?" Seung Jo dengan dinginnya menjawab, "Agar aku bisa melihat reaksimu yang seperti ini." Joon Gu kesal dan ingin mengahajar Seung Jo namun niatnya itu tertahan karena acara kelulusan sudah akan dimulai.
Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo, Eun Jo dan Papah datang ke acara kelulusan itu dan membawa rangkaian bunga. Kepala Sekolah membuka acara dan berkata "Untuk angkatan ini ada 2 misteri yang terjadi, yaitu Oh Ha Ni dari kelas 3-7 bisa masuk Universitas Parang dan Baek Seung Jo yang selama ini rengking 1 sekolah juga masuk Universitas Parang. Apakah ini masuk akal?" Joon Gu nyeletuk, "Tentu saja tidak!" Semua murid langsung tertawa sementara Ha Ni merasa malu. dan Jang Mi tentu saja merasa kesal karena Ha Ni akan satu kampus dengan Seung Jo.
Lalu acara seanjutnya setelah sambutan dari Kepala Sekolah adalah sambutan dari Baek Seung Jo. Seung Jo naik ke atas panggung dan mengucapkan kata-kata mutiara. Ibu Seung Jo langsung sibuk mengambil foto sementara Ha Ni tersenyum senang melihat Seung Jo. Di akhir kalimat sambutannya, Seung Jo berkata, "Aku berterima kasih kepada Nenek seseorang yang tidak pernah aku lihat tapi dia mengatakan bahwa aku harus melewati hidupku dengan bersenang-senang dan bahagia. Dia bilang itu lah bagaimana seharusnya melanjutkan hidup." Ha Ni sangat kaget mendengar kata-kata itu karena itu adalah kata-kata Neneknya.
Ha Ni melamunkan kejadian pada saat selesai menonton Drama Musical bersama Seung Jo dan dia berkata bahwa Neneknya pernah meminta padanya agar menikmati hidup dengan bersenang-senang dan berbahagia dan juga memastikan prang di sekitar kita juga bahagia.
Karena keasikan melamun, Ha Ni tidak sadar bahwa namanya di panggil untuk menerima sertifikat di depan panggung. Joo Ri dan Min Ah pun berbisik kepada Ha Ni sehingga membuyarkan lamunan Ha Ni. Ha Ni pun buru-buru naik ke atas panggung dan berdiri di samping Seung Jo.
Ha Ni kembali menghayalkan bahwa dia naik ke atas altar bersama Seung Jo. Seung Jo tersenyum manis ke Ha Ni dan itu membuat Ha Ni senang. Pendeta yang mirip sekali dengan Kepala Sekolah bertanya, "Baek Seung Jo apakah kau akan menerima Oh Ha Ni sebagai istrimu?" Seung Jo menatap Ha Ni dan menjawab, "Ya Aku bersedia." Lalu pendeta bertanya pada Ha Ni, "Oh Ha Ni apakah kau bersedia menerima Baek Seung Jo sebagai suamimu?" Ha Ni langaung menjawab, "Ya tentu saja saya bersedia." Tiba-tiba terdengar tertawaan dan Ha Ni kaget.
Ya Lamunannya langsung berakhir dan suara tawa itu adalah suara tawa teman-teman Ha Ni semuanya. Tiba-tiba Joon Gu berdiri dan berteriak, "Ha Ni, aku berjanji Kau satu-satunya untukku! Aku akan memperhatikanmu hingga akhir hidupku." Ibu Seung Jo tidak suka mendengar itu dan langsung berdiri, "Siapa bilang? Aku menolaknya! Aku sangat menolaknya! Hey Seung Jo, katakan sesuatu bahwa kau menolaknya!" Semuanya langsung tertawa dan saling berbisik.
Seung Jo merasa dipermalukan dan dia berbisik pada Ha Ni, "Apa yang sedang kau lakukan hah? Cepat turun dari panggung ini." Ha Ni mengambil surat kelulusannya dan turun menuruni panggung. Karena sepatu Ha Ni licin maka dia terpeleset dan jatuh di atas punggung Seung Jo. Semua kaget dan langsung melihat ke mereka berdua.
Selesai acara itu. Ha Ni, Joo Ri, Min Ah dan Ibu Seung Jo berjalan bersama-sama. Joo Ri dan Min Ah terus menertawakan Ha Ni karena masalah terpeleset di panggung dan menimpa Seung Jo. Ibu Seung Jo lalu meminta maaf karena tadi membuat Ha Ni malu. Ha Ni bertanya, "Apakah Eun Jo datang juga?" Ibu Seung Jo menunduk malu dan menjawab, "Dia bilang bahwa aku sangat memalukan." Joo Ri dan Min Ah mencoba menghibur dan berkata, "Jika tidak ada sesuatu yang terjadi maka itu bukan Oh Ha Ni." Ibu Seung Jo lalu bertanya, "Dimana Seng Jo? Aku sudah memberitahu kepadanya bahwa aku ingin mengambil fotonya."
Mereka bertiga menunggu diluar gedung sekolah dan berbincang-bincang. Ibu Seung Jo sangat bersemangat dan bilang bahwa dia ingin sekali merasakan kembali ke masa sekolahnya dulu. Joo Ri bertanya, "Benarkah? Jutsru kami sudah merasa lelah memakai seragam seperti ini." Ha Ni tiba-tiba tersentak kaget dan Joo Ri, Min Ah juga ikut kaget saat melihat ada murid yang berciuman. Tapi Ibu Seung Jo jutsru berkomentar, "Keren sekali... Itu lah yang aku katakan, ini adalah kelulusan sekolah. Oh Dimana Seung Jo? Aca cepat cari dia!" Joo Ri tiba-tiba berkata, "Oh dia disana!"
Ya Seung Jo sedang dikerumuni murid perempuan yang meminta foto bersama dengan Seung Jo namun Seung Jo langsung meninggalkan mereka semua. Ibu Seung Jo yang melihat itu pun berkata, "Kasian sekali mereka..." Jang Mi datang dan langsung menggandeng Seung Jo lalu meminta temannya memotret mereka berdua. Saat hitungan ke 3, Seung Jo melepaskan tangannya dan pergi sehingga foto itu pun gagal dan tidak ada Seung Jo. Ha Ni, Joo Ri, Min Ah dan Ibu Seung Jo yang melihat itu langsung tertawa.
Ibu Seung Jo lalu berkata pada Ha Ni, "Ha Ni cepat pergi ke sampinya dan aku akan memotretnya." Ha Ni jelas tidak mau karena dia takut di tolak juga. Ibu Seung Jo terus memaksa namun Ha Ni tidak mau. Ibu Seung Jo berteriak, "Hey Baek Seung Jo!" Ibu Seung Jo mendorong Ha Ni sehingga Ha Ni berdiri di samping Seung Jo.
Seung Jo bertanya, "Apa yang ingin kau lakukan? Kau ingin foto bersamaku?" Ha Ni menjawab, "Ya." Seung Jo kembali bertanya, "Apa kamu mengatakan bahwa kamu ingin berfoto bersamaku sekarang?" Ha Ni ketakutan dan menjawab, "Tidak. Maksudku bukan begitu. Maafkan aku." Ha Ni berjalan pergi dan Jang Mi langsung tersenyum senang karena Ha Ni juga di tolak.
Namun tiba-tiba Seung Jo menarik Ha Ni dan merangkul Ha Ni lalu berkata pada Ibunya, "Apakah begini sudah cukup?" Semuanya kaget bahkan Jang Mi pun langsung merasa pusing. Ibu Seung Jo senang dan siap memoto mereka berdua. Seung Jo berbisik pelan, "Hey pelanggan, berapa uang yang kau berikan ini? Tolong ambil kembalian 8800 won." Ha Ni kaget mendengar kata-kata itu karena itu artinya Seung Jo tau bahwa dia yang memakai jaket ayam di supermarket. Ibu Seung Jo langsung memotret dan hasilnya Ha Ni menjauh dari Seung Jo karena kaget dan pada saat itu Seung Jo tersenyum.
Malamnya ada acara yang dibuat oleh murid-murid kelas 3-1 dan Ha Ni terlihat sangat lesu. Joon Gu memperhatikan Ha Ni dan dia berkata dalam hati, "Baiklah aku akan memberikan semangat apda Ha Ni agar Ha Ni tidak melupakan hari ini." Tiba-tiba ada suara berisik dan itu datang dari suara anak-anak kelas 3-1 yang datang ke tempat itu juga. Guru Kang Yi langsung protes pada Paman pelayn namun paman itu bilang bahwa mereka ini dari sekolah yang sama sehingga harus merayakan bersama.
Perhatian kelas 3-7 teralihkan karena Joon Gu dan Bye-Bye Sea siap perform dan memakan baju yang sedikit nora. Joon Gu berkata, "Ha Ni dengarkan ini, ini adalah perasaanku padamu." Seung Jo yang mendengar hal itu langsung tersenyum meremehkan. Joon Gu sangat kaget melihat Seung Jo dan kelas 3-1, "Ya Baek Seung Jo! Mengapa kau ada disini?" Seung Jo tidak menjawab dan berkata pada anak-anak kelas 3-1, "Sepertinya mereka menyiapkan banyak hal jadi kita tinggal menikamtinya." Anak kelas 3-1 setuju dan duduk di meja dekat meja kelas 3-7.
Joon Gu dan Bye-bye sea mulai perform dan semuanya tertawa. Ha Ni benar-benar merasa malu dan hanya bisa tertunduk malu. Seung Jo yang melihat penampilan Joon Gu dan Bye-Bye Sea hanya tertawa meremehkan. Joon Gu mengahmpiri Ha Ni dan memegang tangan Ha Ni, pada saat itu senyum Seung Jo hilang dan wajahnya terlihat kesal (Cemburu kah? Hehehehe :)) Ha Ni benar-benar kebingungan dan hanya bisa tertunduk dan tidak berani melihat Seung Jo.
Di Restaurant Papah, banyak sekali pengunjung yang datang untuk makan-makan bersama keluarga merayakan hari kelulusan. Papah sangat kesulitan sehingga dia akhirnya menelfon Joon Gu dan meminta Joon Gu datang ke Restaurant untuk membantu. Joon Gu awalnya tidak mau pergi karena dia tidak mau membiarkan Ha Ni sendiri namun dia bilang bahwa hidupnya masa berjalan sehingga dia harus menggapai yang ada di depan matanya yaitu bekerja di Restaurant Papah. Joon Gu pun langsung mengajak Bye Bye Sea agar segera pergi.
Guru Ji Oh bilang pada kelas 3-1 bahwa dia sangat bangga karena kelas 3-1 sudah bersungguh-sungguh. Guru Kang Yi tidak mau kalah sehingga dia juga bilang pada kelas 3-7 bahwa dia juga sangat bangga. Akhirnya kelas 3-1 dan kelas 3-7 adu omongan mengenai Ha Ni yang rengking terendah bisa masuk Universitas Parang dan Seung Jo yang rengking teratas masuk Universitas Parang juga.
Seung Jo tiba-tiba berkata, "Aku merasa terhina jika di samakan dengan gadis bodoh itu. Gadis bodoh yang merepotkan!" Ha Ni sangat kaget mendengar itu dan dia berkata, "Benar, aku sedikit merepotkanmu. Baiklah banyak merepotkanmu! Aku sempat berfikir untuk tidak mempedulikan apa yang kamu tidak punya tapi walaupun kau pintar, kau tidak boleh merendahkan orang lain!" Seung Jo membalas, "Aku tidak merendahkannya, orang itu lah yang membuat dirinya rendah!" Semua menertawakan Ha Ni.
Ha Ni berkata, "Dasar orang brengsek! Kau bahkan tidak pernah memikirkan sedikit perasaan manusia. Kau kasar! Dingin! Keberuntungan yang jelek!" Seung Jo bertanya, "Tapi mengapa kau menyukai si Kasar, si dingin dan si keberuntungan jelek ini hah? Bukankah kau bilang kau menyukaiku? Bahkan buku catatanmu penuh namaku. Karena itu apakah kau pernah belajar?" Ha Ni sangat kesal di perlakukan seperti itu sehingga dia berkata, "Benar... Disini juga aku ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan. Apakah kamu sudah siap melihat hal ini? Tada! Lihatlah ini adalah foto Baek Seung Jo kecil!!!" Ha Ni mengeluarkan foto Seung Jo yang di dandani perempuan dan memperlihatkannya pada semua orang. Joo Ri mengambil foto itu dan langsung melihatnya bersama anak kelas.
Ha Ni melihat Seung Jo dan berkata, "Kau pikir aku hanya memiliki 1 foto saja? Apakah kau ini pantas disebut Jenius?" Ha Ni tertawa sementara wajah Seung Jo sangat kesal. Seung Jo mengambil kembali foto masa kecilnya dan langsung menarik Ha Ni pergi. Ha Ni meminat di lepaskan namun Seung Jo terus menariknya pergi.
Seung Jo membawa Ha Ni ke lorong yang sepi dan langsung sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Ha Ni. Ha Ni ketakutan dan bertanya, "Hey apa yang kau ingin lakukan hah?" Seung Jo balas bertanya, "Kau pikir apa yang akan aku lakukan?" Ha Ni berusaha melawan dan berkata, "Muskipun kau berniat menakutiku tapi aku tidak akan takut! Perasaan sukaku padamu... kau membuatnya sebagai lelucon di hadapan teman-temanmu. Aku hanya mencoba balas dendam! Aku sekarang akan berhenti menyukaimu!"
Seung Jo bertanya, "Apakah kau bisa?" Ha Ni menjawab, "Tentu saja bisa! Baek Seung Jo sifatmu itu... dengan sifatmu selama ini aku merasa lelah. Setelah kelulusan ini maka aku merasa perasaan ini sudah selesai. Aku akan berhenti menyukaimu!" Seung Jo semakin mendekatkan wajahnya dan bertanya, "Apakah kau akan melupakannya?" Ha Ni menjawab, "Ya! Aku akan melupakan orang sepertimu dan nanti di Universitas aku akan menemukan seseorang..." Kata-kata Ha Ni terpotong oleh Seung Jo, "Kalau begitu apakah kau bisa melupakan aku?"
Seung Jo benar-benar mendekatkan wajahnya dan mencium Ha Ni. Ha Ni sangat kaget dan hanya bisa diam. Seung Jo melepaskan ciumannya dan bilang, "Sepertinya kau tidak bisa melupakanku." Seung Jo tersenyum sinis dan pergi. Ha Ni kaget dan berkata dalam hati, "Cium? Apakah aku dan Baek Seung Jo.... Baek Seung Jo mencium ku."
Paginya, Ha Ni meletakan foto dia bersama Seung Jo saat kelulusan di samping tempat tidurnya dan dia bagun dalam keadaan senang. Setiap mengingat kejadian ciuman itu, Ha Ni selalu merasa malu-malu dan senang. Ibu Seung Jo berteriak dari bawah, "Ha Ni bukankah kau harus pergi ke kampus?" Ha Ni baru ingat dan langsung bangun.
Ha Ni berjalan pelan-pelan keluar dari kamarnya dan berfikir, "Apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu dengannya? Pasti rasanya sangat canggung sekali. Apa yang harus aku lakukan?" Ha Ni berjalan menuju kamar mandi dan kaget saat melihat Seung Jo baru keluar dari kamar mandi. Ha Ni berusaha bersikap akrab tapi justru Seung Jo yang bersikap dingin padanya dan melewati Ha Ni begitu saja. Ha Ni kebingungan dan terus melihat Seung Jo sehingga dia terpeleset di kamar mandi dan Seung Jo berkomentar, "Bodoh!"
Ha Ni terdiam dan befikir, "Bodoh? Apakah itu kata yang boleh diucapkan pada seseorang yang telah berciuman? Apa artinya ini? Hanya aku yang tidak tahu apa yang mesti di lakukan. Aku benar-benar seperti orang bodoh."
Mereka pun sekeluarga sarapan bersama. Ibu Seung Jo bilang bahwa dia sangat rindu melihat Ha Ni dan Seung Jo yang memakai seragam. Ibu Seung Jo lalu bertanya, "Ha Ni, apa pendapatmu mengenai rambut baru Seung Jo? Setelah dia bilang tidak mau pergi, akhirnya aku memaksanya agar di kriting. Bagaimana pendapatmu? Bukankah ini hasilnya bagus?" Ha Ni tersenyum dan menjawab, "Ya hasilnya bagus." Seung Jo tiba-tiba menyelesaikan sarapannya dan pergi ke kampus. Ibu Seung Jo mencoba mengehntikan dan meminta agar Seung Jo pergi bersama Ha Ni.
Di kampus, Ha Ni duduk sendiri dan bilang bahwa tadi Seung Jo bilang pada Ibunya bahwa dia akan pergi bersama Ha Ni namun di tengah jalan Ha Ni justu ditinggal. Joo Ri datang dengan penampilan barunya dan Ha Ni senang melihat temannya ini. Joo Ri bertanya, "Bagaimana pendapatmu?" Ha Ni menjawab, "Hmm kau terlihat seperti memakai helm." Joo Ri kesal dan berkata, "Kau benar maka bukalah helm ini, buka!" Ha Ni tertawa dan berkata, "Tidak aku hanya bercanda, kau cantik."
Joo Ri bertanya, "Mana Min Ah? Bukankah kita janjian untuk pergi makan siang bersama?" Tiba-tiba ada suara, "Aku disini!" Joo Ri dan Ha Ni kebingungan saat melihat seorang mahasiswa yang ada di dekat mereka. Ha Ni benar-benar tidak mengenali Min Ah yang berubah sekali. Joo Ri juga bilang bahwa Min Ah seperti tokoh komik.
Mereka berjalan mengelilingi kampus dan meliat ada yang sedang berciuman. Joo Ri dan Min Ah hanya bisa bengong sementara Ha Ni tersenyum malu-malu. Joo Ri dan Min Ah penasaran dan langsung bertanya, "Ada apa Oh Ha Ni? Apakah sesuatu telah terjadi? Apa itu? Cepat beritahu kami!" Ha Ni terus menutupi bibirnya dan itu membuat Min Ah bertanya, "Ha Ni, kenapa kau terus menutupi bibirmu?" Ha Ni berbisik pada mereka berdua, "Aku dicium." Joo Ri dan Min Ah kaget, "APA DICIUM?" Ha Ni panik dan meminta mereka berdua agar tenang.
Joo Ri bertanya, "Kapan? Dimana? Bagaimana?" Min Ah juga bilang, "Kalau kalian sudah berciuman maka itu artinya kalian pasangan." Ha Ni kebingungan dan bilang, "Tapi sepertinya dia bercanda saja." Joo Ri dan Min Ah meyakinkah Ha Ni bahwa itu pasti ciuman beneran. Ha Ni langsung tersipu malu.
Mereka berjalan-jalan dan terus bertanya tentang ciuman itu pada Ha Ni. Ha Ni berusaha menghindar dan justru itu membuatnya hampir tertabrak sebuah mobil sport berwarna merah. Turun seorang wanita dari dalam mobil itu dan bertanya, "Kau tidak terluka?" Ha Ni menjawab, "Tidak. Maafkan aku," Wanita itu bertanya, "Apakah kau mahasiswa baru? Welcome..." Wanita itu masuk kembali ke dalam mobilnya dan pergi.
Ha Ni, Joo Ri, Min Ah berjalan keliling kampus dan Min Ah berkata, "Bukankah ini mobil yang tadi?" Ha Ni berkata, "Wanita tadi sangat cantik. Au melihatnya dari dekat dan ya dia memiliki rambut yang indah dan tebal. Mungkin dia senior kita. hmm tahun ke3 sepertinya." Joo Ri berkata, "Berhentilah membicarakan wanita itu lagi. Bukankah kita ke gedung itu untuk menemui suamimu Ha Ni?" Ha Ni langsung tersipu malu.
Mereka bertiga mengintip ruang kelas Seung Jo dan terlihat Seung Jo sedang mengobrol bersama teman-teman yang lainnya. Seperti biasa Joo Ri berteriak, "OH HA NI!" Seung Jo mendengar itu dan langsung berjalan keluar kelas. Ha Ni berdiri di depan pintu dan melambaikan tangan pada Seung Jo, Joo Ri dan Min Ah juga ikut melambaikan tangan pada Seung Jo. Seung Jo bertanya, "Ada apa?" Ha Ni menjawab, "Tidak... Aku hanya ingin melihat suasana kelasmu saja. Aku hanya penasaran."
Min Ah yang melihat pembicaraan antara Seung Jo dan Ha Ni tetap dingin pun mulai bertanya pada Joo Ri, "Apakah benar bahwa mereka telah berciuman?" Joo Ri menjawab, "Enathlah. Ha Ni terlihat terlalu payah!"
Wanita yang tadi keluar dari mobil itu bernama He Ra dan dia berjalan menghampiri Seung Jo dan kaget melihat Ha Ni. He Ra bertanya pada Seung Jo, "Apakah ini pacarmu?" Ha Ni sudah tersenyum namun Seung Jo menjawab, "Tidak. Tidak mungkin!" Ha Ni benar-benar sakit hati mendengar jawaban Seung Jo. He Ra justru senang mendengar jawaban itu dan mengajak Seung Jo pergi ke cafe namun Seung Jo menolaknya dan langsung pergi.
Senyuman He Ra langsung menghilang saat melihat Ha Ni dan ya terlihat jelas bahwa dia tidak menyukai Ha Ni karena Ha Ni ini teman Seung Jo juga.
Min Ah dan Joon Gu mendapatkan kabar bahwa Ha Ni masuk rumah sakit sehingga mereka pun datang masuk ke ruangan Ha Ni di rawat. Joon Gu kaget melihat Seung Jo dan langsung marah-marah ke Seung Jo namun Ha Ni menghentikannya. Joon Gu marah-marah, "hey kau Baek Seung Jo! Setiap Ha Ni ada di dekatmu pasti saja dia mendapatkan sial!" Ha Ni membentak Joon Gu dan meminta agar teman-temannya itu pergi karna dia ingin sendiri. Ha Ni langsung rebahan di tempat tidur sementara Min Ah langsung menarik Joon Gu untuk keluar dari kamar rawat Ha Ni.
Seung Jo mencoba bercanda dan bertanya, "Apakah aku harus pergi juga?" Ha Ni menjawab, "Ya pergilah dan istirahat." Seung Jo kaget mendengar jawaban Ha Ni. Ha Ni menangis dan Seung Jo hanya bisa diam.
Papah meminta maaf kepada Ibu Seung Jo dan Bapa Seung Jo. Bapa Seung Jo bilang bahwa ini bukan salah Ha Ni karna tadi sebenarnya Seung Jo masih memiliki waktu untuk ikut wawancara namun Seung Jo yang menolak untuk pergi. Ibu Seung Jo bilang bahwa dia yakin kalau Seung Jo ada rencana lain dan Seung Jo itu masih remaja jadi wajar kalau membangkang seperti itu. Papah tersenyum tapi sebenarnya dia merasa tidak enak hati pada keluarga Baek.
Ha Ni sudah boleh pulang dari rumah sakit dan kakinya yang di gips di gambari oleh para pelayan di Restaurant milik Papah. Papah tertawa lalu bilang bahwa keluarga mereka ini memang memiliki kemampuan sembuh dengan cepat bahkan Dokter pun tidak percaya bahwa Ha Ni sudah boleh pulang dari rumah sakit secepat ini.
Ha Ni bertanya pada Papah, "Pah, bukankah sebaiknya kita meninggalkan rumah keluarga Baek?" Papah kebingungan dan bertanya, "Kenapa? Apakah kau merasa tidak nyaman? Tenang saja semuanya lebih mengkhawatirkanmu dari pada mengkhawatirkan Seung Jo." Ha Ni kesal dan bilang, "Ah itu lah yang membebani aku. Kenapa semua itu terjadi?"
Saat makan malam, Bapa Seung Jo melihat kursi Ha Ni dan bertanya, "Apakah Ha Ni masih merajuk?" Ibu Seung Jo menjawab, "Dia tidak keluar dari kamarnya dan juga tidak mau makan apapun." Eun Jo bilang bahwa Ha Ni pernah keluar dari kamar malam hari dan itu sangat mengagetkannya karna dia menyangka itu hantu.
Ibu Seung Jo lalu berkata, "Hey Baek Seung Jo... Kamu harus memperlakukannya dengan baik. Hanya kata-kata manis darimu lah yang bisa memecahkan masalah. Tapi kenapa kau malah membuatnya lebih sedih hah?" Seung Jo menjawab, "Aku sudah mengatakan padanya." Ibu Seung Jo terseunyum senang, "Benarkah? Apa yang kamu katakan padanya?" Seung Jo berkata, "Hmm terima kasih karna sudah membuatku tidak mengikuti wawancara itu." Senyum Ibu Seung Jo hilang dan dia marah, "Apa itu kata-kata untuk menghibur seseorang yang sedih? Itu seperti menampar anak kecil yang menangis!" Ibu Seung Jo menggambil mangkuk nasi Seung Jo dan berkata, "Kamu tidak usah makan hingga Ha Ni mau makan!" Seung Jo hanya terdiam.
Ha Ni duduk di dalam kamarnya dan dia memikirkan banyak hal yang sudah dia lakukan sehingga membuat Seung Jo mendapatkan masalah. Ha Ni benar-benar sedih dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah Seung Jo. Ha Ni hanya menulis surat perpisahan dan menyimpannya di atas meja kamar.
Ha Ni diam-diam keluar dari rumah sambil membawa kopernya. Tiba-tiba Seung Jo muncul dan berkata, "Sudah lama tidak melihatmu. Apakah kau mau pergi? Apakah ini karena aku tidak masuk Universitas Tae Sung?" Ha Ni menjawab, "Ya karna masalah ini dan juga obat flu. Aku berusaha berbuat baik tapi... Semakin lama aku berfikir, sepertinya aku tak seharusnya ada di sisimu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi karna perbuatanku, jadi sebaiknya kau tidak menghalangi aku."
Seung Jo berkata, "Aku tidak berfikir seperti itu." Ha Ni kebingungan dan Seung Jo melanjutkan omongannya, "Apa aku harus membantu? Kopermu terlihat berat." Ha Ni kecewa dan bilang bahwa Seung Jo tidak perlu membantunya. Seung Jo mengerti dan melepaskan kepergian Ha Ni tapi sebelumnya dia memberikan Ha Ni sebuah amplop surat. Ha Ni kebingungan dan membuka amplop surat dari Universitas Parang. Ha Ni membaca biaya pendaftaran yang ternyata 0 won dan Ha Ni bilang bahwa amplop surat itu pasti bukan untuknya karna tidak ditulis mengenai jurusan yang dia ambil. Ha Ni melihat ada tulisan Baek Seung Jo di amplop itu dan dia berkata, "Hmm ini ditujukan untuk Baek Seung Jo. Baek Seung Jo? Hah Baek Seung Jo? Omo..."
Ha Ni bertanya, "Benarkah kau akan masuk Universitas Parang? Kenapa?" Seung Jo menjawab, "Siapa yang tahu jika mereka akan memohon padaku? Ya mereka akan membiayai semua biayaku bahkan jika aku kuliah di luar negeri pun mereka akan memberikan apapun." Ha Ni benar-benar tidak menyangka hal itu dan bilang, "Huh kalau padaku mereka terlihat kesal dan bertanya padaku 'Mengapa kamu harus memilihmu?' Tapi... Mengapa kau memilih Universitas Parang?" Seung Jo menjawab, "Selama menjalani hidupku hingga sekarang. Rasanya aku paling pemarah itu tahun lalu. Aku kesal dan panik memikirkan apa yang akan terjadi. Benar-benar kacau sekali tapi... Menyenangkan." Ha Ni kaget mendengar hal itu.
Seung Jo melanjutkan pembicaraannya, "Tertidur saat ujian itu menyenangkan. Memikirkan mengenai hasil ujianku, itu adalah hal yang baru untukku. Terima kasih untukmu karna berkatmu aku merasakan banyak hal. Hmm rasanya lebih menyenangkan dan bersemangat. Jadi..." Ha Ni memotong pembicaraan Seung Jo, "Jadi kamu melakukan ini karena aku? Mendaftar ke Universitas Parang?" Seung Jo langsung menjawab, "Tidak! Aku melakukannya karna diriku sendiri!
Seung Jo membatu Ha Ni membawakan kopernya kembali ke kamar dan Ha Ni berkata, "Terima kasih. Tunggu... Jadi selama ini kau pura-pura cuek padahal kau sudah mengetahui mengenai Universitas Parang ini? Bahkan tetap cuek walaupun aku hampir mati karena merasa bersalah? Kenapa hah?" Seung Jo menjawab, "Karena ini menyenangkan. Kenapa? Kau tidak suka? Kalau kau tidak suka maka aku akan membatalkannya sekarang juga." Ha Ni kaget dan langsung mencegah Seung Jo, "Tidak... Tidak perlu. Aku menyukainya dan aku bahagia." Seung Jo berkata, "Aku sudah tau mengenai itu." Seung Jo langsung pergi ke kamarnya dan Ha Ni tersenyum senang sambil mencium boneka yang dikasih Seung Jo.
Seung Jo berkata, "Jika aku mengetahui apa yang ingin aku lakukan maka aku akan menjalani hidup ini dengan semangat. Bukankah nenekmu yang bilang agar hidup dengan bahagia? Kalau begitu sampai jumpa lagi." Seung Jo langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah namun Ha Ni menahannya dan bertanya, "Kalau begitu... Apa ini artinya aku boleh tinggal disini lebih lama lagi? Aku berjanji tidak akan menjadi pengacau lagi." Seung Jo melihat Ha Ni dan bertanya, "Tidak akan? Yakin?" Ha Ni kebingungan dan menjawab, "Mungkin tidak... tapi aku akan berusaha Aku janji hidupmu akan lebih menyenangkan dan bersemangat." Seung Jo tersenyum sekilas dan langsung masuk kedalam rumah. Ha Ni berfikir bahwa ini artinya 'boleh' dari Seung Jo sehingga dia pun ikut tersenyum senang.
Pagi-pagi Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo dan Papah sedang berkumpul di ruang keluarga. Papah melihat surat penerimaan Seung Jo di Universitas Parang dan Ibu Seung Jo langsung berkata, "Sudah kuduga bahwa dia memiliki rencana lain." Papah merasa sedikit lega tapi dia tetap merasa bersalah karna Seung Jo tidak bisa masuk Universitas Tae San. Ibu Seung Jo langsung bertanya, "Huh apa bagusnya Universitas Tae San? Isinya hanya sekumpulan anak seperti Seung Jo saja. Ah senangnya Ha Ni dan Seung Jo masuk Universitas yang sama. Bukankah ini terlihat seperti mereka ini jodoh yang sudah ditakdirkan?" Bapa Seung Jo dan Papah hanya tertawa.
Papah sedang membersihkan Restaurant dan Joon Gu langsung masuk. Joon Gu memberikan Papah sekantung biji bunga matahari karena itu dapat membantu menyembuhkan patah tulang untuk Ha Ni. Papah menerima itu dan mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba Joon Gu berlutut dan berkata, "Tolonglah terima aku menjadi muridmu. Tradisi 60 tahun Restaurant Mie ini tidak boleh terhenti sehingga aku akan menlanjutkannya. Tolonglah." Papah terlihat kesal dan berkata, "Sudah ku bilang, melakukanlah apapun yang kamu inginkan bukan melakukan apapun demi Ha Ni." Joon Gu bilang bahwa ini lah yang dia inginkan.
Joon Gu berusaha membuat Papah menerimanya sehingga dia berkata, "Saat pertama kali memakan mie buatan Papah, hatiku sungguh tergugah." Papah terus berusaha melepaskan kakinya dari pelukan Joon Gu namun Joon Gu tidak mau juga melepaskannya.
Restaurant sedang sepi dan ada seorang Ibu yang datang dan bertanya, "Permisi... Apakah ini tempat memohon agar masuk Universitas bagus? Aku dengar jika makan mie disini maka anak bodoh pun akan masuk Universitas Parang." Papah menjawab, "Ah apakah Mie Keberuntungan? Ah silahkan masuk dan duduklah." Banyak Ibu-ibu yang masuk dan langsung duduk di kursi.
Papah melihat Joon Gu yang masih berlutut dan meminta Joon Gu segera pergi namun Joon Gu tidak mau dan bilang, "Tidak. Aku akan tetap disini hingga kau menerimaku." Papah berkata, "Kelakuanmu ini hanya akan mengganggu bisnisku saja tau!" Joon Gu merasa bersalah dan langsung meminta maaf. Ibu-ibu itu meminta di bawakan minuman dan Papah pun sibuk mengambilkan minuman. Ibu-ibu itu juga meminta menu dan Joon Gu langsung memberikan menu itu pada Ibu-ibu. Ibu-ibu memuji Joon Gu yang terlihat bekerja keras dan mengira bahwa Joon Gu ini adalah pelayan di Restaurant.
Joon Gu membantu mempromosikan menu di Restaurant dan itu membuat Papah mulai berfikir. Ibu-ibu memuji Joon Gu yang masih muda namun sudah pintar berbisnis. Joon Gu senang di puji seperti itu dan menunjukan pada Papah bahwa dia bisa bekerja dengan baik.
Ha Ni pergi ke toko elektronik dan bertanya, "Permisi... dimana bagian Mp3 dan Kamera ya?" Pelayan pun segera menunjukan tempat penjualan dan Ha Ni berkeliling melihat-lihat. Lalu Ha Ni pergi ke toko pakaian dan dia melihat baju-baju laki-laki, "Huh banyak sekali yang ingin aku beli untuknya..." Ha Ni berada di antara 2 patung pakaian dan dia membayangkan Seung Jo memakai pakaian itu, "Hmm yang di kanan ini terlihat bagus, yang di kiri ini juga terlihat lebih cocok untuk Seung Jo." Ha Ni melihat harga baju yang kiri dan dia langsung kaget karna sangat mahal sekali.
Akhirnya Ha Ni memilih untuk kerja part time di sebuah toko swalayan agar bisa membeli baju untuk Seung Jo. Ha Ni benar-benar bekerja keras, mulai dari mengepel, menyimpan barang, menjadi kasir bahkan membuang sampah. Ha Ni bilang bahwa ini hal yang menyenangkan tapi melelahkan.
Ha Ni pulang ke rumah dan langsung di sambut oleh Ibu Seung Jo. Ha Ni berjalan lesu menuju kamarnya dan Ibu Seung Jo bergumam, "Hmm akhir-akhir ini dia selalu pulang terlambat." Eun Jo yang mendengar omongan ibunya pun langsung berkomentar, "Mungkin dia bermalas-malasan karna sudah di terima di Universitas." Ibu Seung Jo yang mendengar itu langsung memarahi Eun Jo.
Seung Jo habis dari kamar mandi dan dia melihat Ha Ni yang rebahan di kamar dan terlihat lelah. Seung Jo pun berkata, "Oh Ha Ni. Kau akhir-akhir ini selalu pulang malam." Ha Ni bertanya,"Kenapa? Apakah kau khawatir?" Seung Jo menjawab, "Khawatir? Kau tahu tidak bahwa ibuku selalu telat tidur karena menunggu untuk membukakan pintu untukmu." Ha Ni berkomentar, "Ya aku tau tapi mau bagaimana lagi." Seung Jo bertanya, "Hah? Bagaimana lagi?" Ha Ni terlalu lelah sehingga dia pun langsung tertidur dan membiarkan Seung Jo bengong.
Ha Ni kembali bekerja di toko swalayan itu dan sedang mengitung jumlah gajihnya. Pintu masuk terbuka dan Ha Ni berkata, "Selamat dat...." Kata-kata Ha Ni langsung terpotong kerna yang datang adalah Seung Jo. Ha Ni kebingungan karena di toko itu hanya ada 1 karyawan dan itu artinya dia harus menghadapi Seung Jo. Seung Jo berjalan ke meja kasir dan dia langsung kaget melihat karyawan toko memakai jaket yang ditutup hingga kepala dan ada topeng wajah ayam. Ya Ha Ni berusaha menyembunyikan wajahnya dengan memakai jaket itu.
Seung Jo membayar belanjaannya dan Ha Ni tidak bisa melihat uang itu sehingga dia bertanya, "Pembeli berapa uang anda ini?" Seung Jo keheranan dan menjawab, "10000 won." Ha Ni membuka mesin pembayaran dan kebingungan untuk mengambil uang kembalian karna tidak terlihat, jadi dia berkata, "Pembeli... silahkan ambil kembaliannya 8800 won." Seung Jo tambah kebingungan namun dia langsung mengambil kembalian dan pergi.
Ha Ni merasa lega dan langsung membuka jaketnya itu tapi dia langsung kaget karna melihat ada Manager Toko di hadapannya. Manager toko marah, "Kau menyuruh pembeli mengambil kembaliannya sendiri?" Akhirnya hari itu juga Ha Ni langsung di pecat!
Karena sedang hujan maka Ha Ni memilih berteduh di pinggir toko makanan. Ha Ni mengomel, "Dari sekian banyak toko, Kenapa dia harus datang kesana? Ah ini pasti karna takdir hehehe. Ngomong-ngomong, dimana lagi aku bisa mendapatkan uang? Lagipula ini belum terlalu larut malam." Ha Ni melihat kedalam toko makanan tempat dia berteduh yang ternyata sedang mencari karyawan. Ha Ni pun langsung semangat masuk ke toko itu dan melamar pekerjaan.
Pekerjaan Ha Ni itu adalah mengantarkan pesanan makanan. Walaupun hujan, Ha Ni tetap bekerja dan pemilik toko meminta Ha Ni untuk mengantarkan makanan ke sebuah rumah. Ha Ni tersenyum dan mengantarkannya. Ha Ni sampai di rumah itu dan dia kaget saat menyadari itu rumah Keluarga Baek. Ha Ni kebingungan dan mencoba berfikir. Pemilik toko menelfon dan marah-marah ke Ha Ni karena pesanan makanan belum sampai juga. Ha Ni bialng bahwa dia sudah di depan rumah pembeli. Ha Ni menutup telfon dan benar-benar merasa kebingungan.
Ha Ni berbicara melalui interkom dengan Seung Jo dan dia sengaja merubah suaranya, "Ah ini aku dari pengantar ayam. Aku sangat sibuk sehingga aku akan meninggalkannya di luar dan anda bisa mengambilnya." Seung Jo bertanya, "Lalu bagaimana dengan uangnya?" Ha Ni baru ingat mengenai itu dan menjawab, "Tentu saja kau harus memberikan aku uangnya."
Seung Jo pun keluar rumah untuk mengambil pesanan ayam dan lagi-lagi dia kaget saat melihat pengantar ayam memakan jaket yang di tutupi hingga wajah dan ada gambar topeng ayam. Seung Jo langsung memberikan uangnya dan masuk kembali kedalam rumah. Ha Ni benar-benar tegang dan langsung bersandar lemah.
Selesai mengantar makanan, Ha Ni kembali ke restaurant dan mengomel, "Dari sekian banyak restaurant ayam, kenapa dia harus memesannya disini? Ah ya ini pasti karena kita berjodoh hehehe..."
HP Ha Ni berbunyi dan itu telfon dari Min Ah. Min Ah berkata, "Aku khawatir pada Joo Ri. Keluarganya bilang bahwa Joo Ri pergi pagi-pagi sekali dan sampai sekarang belum pulang juga. Bahkan HPnya pun tidak aktif. Hmm sebenarnya sejak dia tau kalau kita di terima Universitas Parang, dia sulit dihubungi. Jadi itu sebabnya kenapa aku hanya datang bersama Joon Gu saat kamu di rawat di rumah sakit."
Ha Ni sangat panik dan mencari ke berbagai tempat yang biasa mereka datangi. Dan tempat yang terakhir di datangi adalah Salon tapi tetap saja Ha Ni tidak berhasil menemukan Joo Ri. Ha Ni sedih dan berkata, "Joo Ri... Kau ada dimana?" Ha Ni janjian ketemuan dengan Min Ah dan berusaha mencari bersama namun tetap tidak menemukan Joo Ri. Ha Ni bertanya, "Teampat mana yang belum kita datangi? Ah ya sekolah!"
Mereka berdua pun pergi ke sekolah untuk mencari Joo Ri. Mereka mencari Joo Ri ke ruang club seni namun tidak ada dan ternyata akhirnya menerka menemukan Joo Ri di ruang kelas. Min Ah dan Ha Ni langsung menghampiri Joo Ri dan bertanya, "Ya Joo Ri! Kenapa HP mu tidak aktif?" Joo Ri kaget dan balik bertanya, "Kenapa kalian disini? Bukankah kalian sibuk karena sudah menjadi mahasiswa?" Min Ah menjawab, "Ya kita bahkan belum lulus." Ha Ni meminta maaf karna dia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga melupakan Joo Ri.
Joo Ri bilang bahwa dia seharusnya pergi mencari Universitas namun dia kebingungan sehingga tempat yang didatangi itu sekolah ini. Min Ah bertanya, "Apa kau tidak akan ikut tes?" Joo Ri menjawab, "Orang tua ku meminta ku untuk melakukannya ya walaupun untuk program kuliah yang hanya 2 tahun saja. Tapi apa yang aku lakukan jika nanti aku kuliah? Hanya akan membuang-buang uang saja. Kenapa orangtua ku ini tidak mengerti aku?" Ha Ni berkata, "Ya sudah kamu jelaskan saja pada orang tuamu bahwa kau ingin melakukan sesuatu yang kamu inginkan." Joo Ri berkata, "Aku tidak tahu apa yang ingin aku lakukan." Ha Ni dan Min Ah kompak berkata, "Aku tau."
Ha Ni dan Min Ah menggerakan tangannya seperti gunting dan Joo Ri tersenyum. Min Ah bilang bahwa Joo Ri lah yang telah membuat model rambutnya itu. Ha Ni juga bilang bahwa selama ini Joo Ri yang selalu membantu mengikat rambutnya.
Joo Ri senang mendengar hal itu dan langsung bilang, "Baiklah aku tidak akan mengambil tes kuliah itu. Ini sangat menggangguku." Joo Ri mengambil buku-bukunya yang tebal dan berteriak di jendela, "Universitas hanya mementingkan nama, kejam sekali dunia ini!" Joo Ri langsung melemparkan buku-bukunya itu keluar jendela. Ha Ni ikut berteriak, "Kejamnya dunia ini karena Universitas yang mementingkan nama hanya mau menerima gadis-gadis populer!" Ha Ni ikut melemparkan buku keluar jendela. Min Ah ikut berteriak, "Joo Ri cantik!" Ha Ni ikut berteriak, "Min Ah juga cantik!"
Joo Ri tersenyum lega dan berkata, "Ngomong-ngomong selamat ya karna kalian sudah diterima di Universitas." Mereka semua tertawa dan langsung bernyanyi bersama dan ada Bye-Bye Sea yang mengiringi nyanyian mereka.
Hari kelulusan sudah tiba dan Ibu Seung Jo sibuk menyuruh Ha Ni dan Seung Jo agar segera bersiap-siap. Seung Jo sudah selesai bersiap-siap dan saat dia keluar kamar, dia kaget saat melihat Ha Ni memegang kotak besar. Ha Ni memberikan kotak besar itu pada Seung Jo dan Seung Jo bertanya, "Apa ini?" Ha Ni menjawab, "Ini karena aku merasa bersalah dan merasa berterima kasih padamu jadi kamu bisa menyebutnya ini sebagai hadiah kelulusan." Seung Jo bertanya, "Kau mau memberikan hadiah minta maaf, berterima kasih dan hadiah kelulusan sekaligus hanya dalam satu hadiah?" Ha Ni hanya tertawa dan membukakan hadiah untuk Seung Jo.
Seung Jo melihat hadiahnya dan bertaya, "Hah apa ini?" Ha Ni menjawab, "Itu alat pemijat kepala. Sepertinya kau sering berkata bahwa kau sakit kepala." Seung Jo terlihat meremehkan hadiah Ha Ni dan Ha Ni pun kecewa dan betanya, "Apa kau ingin hadiah lain?"
Ibu Seung Jo datang ke lantai 2 karena Ha Ni dan Seung Jo tidak juga turun ke bawah. Ibu Seung Jo melihat hadiah Ha Ni dan dia bertanya, "Omo... Apa ini? Apakah ini helm?" Ha Ni menjelaskan, "Ini adalah alat pemijat kepala karena kepala Seung Jo sering digunakan. Ini juga sangat baik memijat leher." Ibu Seung Jo berkomentar ,"Apakah ini hadiah untuk Seung Jo? Ah kau ini sangat perhatian sekali Ha Ni."
Ibu Seung Jo mengambil alat pemijat kepala itu dan berniat memakaikannya ke kepala Seung Jo namun Seung Jo menolaknya dan langsung pergi. Ha Ni melihat Seung Jo dan dia merasa sangat kecewa. Ibu Seung Jo berkata, "Huh dia itu selalu bersikap kasar. Tapi ini terlihat mahal, dimana kamu mndapatkan uang?" Ha Ni bilang bahwa dia bekerja paruh waktu. Ibu Seung Jo bertanya, "Jadi ini alasan mengapa kau selalu pulang larut malam?" Ha Ni menganggukan kepalanya.
Seung Jo ternyata masih ada di tangga sehingga dia bisa mendengar omongan Ibunya dan Ha Ni. Dia hanya tersenyum sekilas saat tau kalau Ha Ni bekerja paruh waktu demi membelikan hadiah untuknya.
Ha Ni dan teman-temannya sudah masuk kedalam gedung sekolah untuk acara kelulusannya. Ha Ni terlihat sangat gugup, Joo Ri dan Min Ah justru terlihat santai dan mengganggu Ha Ni. Ternyata Ha Ni sangat gugup karena nanti dia akan mewakili kelas 3-7 untuk naik ke atas panggung untuk menerima surat kelulusannya. Min Ah bilang bahwa Guru Kang Yi sudah sangat berusaha membuat Ha Ni agar bisa maju ke atas panggung sehingga Ha Ni tidak boleh tampil mengecewakan. Joo Ri juga bilang bahwa yang anak naik ke atas panggung itu hanya 2 orang. dari kelas 3-1 adalah Baek Seung Jo dan dari kelas 3-7 adalah Oh Ha Ni. Kata-kata itu justru membuat Ha Ni semakin tegang.
Joon Gu melihat Seung Jo dan bertanya, "Hey Baek Seung Jo! Aku dengar kau masuk Universitas Parang. Katakan apa maksudmu hah? Ada beratus-ratus Universitas bahkan kau mungkin bisa masuk Universitas Tae San dengan mengerjakan soal sambil menutup mata. Lalu kenapa kau mengambil Universitas Parang hah?" Seung Jo dengan dinginnya menjawab, "Agar aku bisa melihat reaksimu yang seperti ini." Joon Gu kesal dan ingin mengahajar Seung Jo namun niatnya itu tertahan karena acara kelulusan sudah akan dimulai.
Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo, Eun Jo dan Papah datang ke acara kelulusan itu dan membawa rangkaian bunga. Kepala Sekolah membuka acara dan berkata "Untuk angkatan ini ada 2 misteri yang terjadi, yaitu Oh Ha Ni dari kelas 3-7 bisa masuk Universitas Parang dan Baek Seung Jo yang selama ini rengking 1 sekolah juga masuk Universitas Parang. Apakah ini masuk akal?" Joon Gu nyeletuk, "Tentu saja tidak!" Semua murid langsung tertawa sementara Ha Ni merasa malu. dan Jang Mi tentu saja merasa kesal karena Ha Ni akan satu kampus dengan Seung Jo.
Lalu acara seanjutnya setelah sambutan dari Kepala Sekolah adalah sambutan dari Baek Seung Jo. Seung Jo naik ke atas panggung dan mengucapkan kata-kata mutiara. Ibu Seung Jo langsung sibuk mengambil foto sementara Ha Ni tersenyum senang melihat Seung Jo. Di akhir kalimat sambutannya, Seung Jo berkata, "Aku berterima kasih kepada Nenek seseorang yang tidak pernah aku lihat tapi dia mengatakan bahwa aku harus melewati hidupku dengan bersenang-senang dan bahagia. Dia bilang itu lah bagaimana seharusnya melanjutkan hidup." Ha Ni sangat kaget mendengar kata-kata itu karena itu adalah kata-kata Neneknya.
Ha Ni melamunkan kejadian pada saat selesai menonton Drama Musical bersama Seung Jo dan dia berkata bahwa Neneknya pernah meminta padanya agar menikmati hidup dengan bersenang-senang dan berbahagia dan juga memastikan prang di sekitar kita juga bahagia.
Karena keasikan melamun, Ha Ni tidak sadar bahwa namanya di panggil untuk menerima sertifikat di depan panggung. Joo Ri dan Min Ah pun berbisik kepada Ha Ni sehingga membuyarkan lamunan Ha Ni. Ha Ni pun buru-buru naik ke atas panggung dan berdiri di samping Seung Jo.
Ha Ni kembali menghayalkan bahwa dia naik ke atas altar bersama Seung Jo. Seung Jo tersenyum manis ke Ha Ni dan itu membuat Ha Ni senang. Pendeta yang mirip sekali dengan Kepala Sekolah bertanya, "Baek Seung Jo apakah kau akan menerima Oh Ha Ni sebagai istrimu?" Seung Jo menatap Ha Ni dan menjawab, "Ya Aku bersedia." Lalu pendeta bertanya pada Ha Ni, "Oh Ha Ni apakah kau bersedia menerima Baek Seung Jo sebagai suamimu?" Ha Ni langaung menjawab, "Ya tentu saja saya bersedia." Tiba-tiba terdengar tertawaan dan Ha Ni kaget.
Ya Lamunannya langsung berakhir dan suara tawa itu adalah suara tawa teman-teman Ha Ni semuanya. Tiba-tiba Joon Gu berdiri dan berteriak, "Ha Ni, aku berjanji Kau satu-satunya untukku! Aku akan memperhatikanmu hingga akhir hidupku." Ibu Seung Jo tidak suka mendengar itu dan langsung berdiri, "Siapa bilang? Aku menolaknya! Aku sangat menolaknya! Hey Seung Jo, katakan sesuatu bahwa kau menolaknya!" Semuanya langsung tertawa dan saling berbisik.
Seung Jo merasa dipermalukan dan dia berbisik pada Ha Ni, "Apa yang sedang kau lakukan hah? Cepat turun dari panggung ini." Ha Ni mengambil surat kelulusannya dan turun menuruni panggung. Karena sepatu Ha Ni licin maka dia terpeleset dan jatuh di atas punggung Seung Jo. Semua kaget dan langsung melihat ke mereka berdua.
Selesai acara itu. Ha Ni, Joo Ri, Min Ah dan Ibu Seung Jo berjalan bersama-sama. Joo Ri dan Min Ah terus menertawakan Ha Ni karena masalah terpeleset di panggung dan menimpa Seung Jo. Ibu Seung Jo lalu meminta maaf karena tadi membuat Ha Ni malu. Ha Ni bertanya, "Apakah Eun Jo datang juga?" Ibu Seung Jo menunduk malu dan menjawab, "Dia bilang bahwa aku sangat memalukan." Joo Ri dan Min Ah mencoba menghibur dan berkata, "Jika tidak ada sesuatu yang terjadi maka itu bukan Oh Ha Ni." Ibu Seung Jo lalu bertanya, "Dimana Seng Jo? Aku sudah memberitahu kepadanya bahwa aku ingin mengambil fotonya."
Mereka bertiga menunggu diluar gedung sekolah dan berbincang-bincang. Ibu Seung Jo sangat bersemangat dan bilang bahwa dia ingin sekali merasakan kembali ke masa sekolahnya dulu. Joo Ri bertanya, "Benarkah? Jutsru kami sudah merasa lelah memakai seragam seperti ini." Ha Ni tiba-tiba tersentak kaget dan Joo Ri, Min Ah juga ikut kaget saat melihat ada murid yang berciuman. Tapi Ibu Seung Jo jutsru berkomentar, "Keren sekali... Itu lah yang aku katakan, ini adalah kelulusan sekolah. Oh Dimana Seung Jo? Aca cepat cari dia!" Joo Ri tiba-tiba berkata, "Oh dia disana!"
Ya Seung Jo sedang dikerumuni murid perempuan yang meminta foto bersama dengan Seung Jo namun Seung Jo langsung meninggalkan mereka semua. Ibu Seung Jo yang melihat itu pun berkata, "Kasian sekali mereka..." Jang Mi datang dan langsung menggandeng Seung Jo lalu meminta temannya memotret mereka berdua. Saat hitungan ke 3, Seung Jo melepaskan tangannya dan pergi sehingga foto itu pun gagal dan tidak ada Seung Jo. Ha Ni, Joo Ri, Min Ah dan Ibu Seung Jo yang melihat itu langsung tertawa.
Ibu Seung Jo lalu berkata pada Ha Ni, "Ha Ni cepat pergi ke sampinya dan aku akan memotretnya." Ha Ni jelas tidak mau karena dia takut di tolak juga. Ibu Seung Jo terus memaksa namun Ha Ni tidak mau. Ibu Seung Jo berteriak, "Hey Baek Seung Jo!" Ibu Seung Jo mendorong Ha Ni sehingga Ha Ni berdiri di samping Seung Jo.
Seung Jo bertanya, "Apa yang ingin kau lakukan? Kau ingin foto bersamaku?" Ha Ni menjawab, "Ya." Seung Jo kembali bertanya, "Apa kamu mengatakan bahwa kamu ingin berfoto bersamaku sekarang?" Ha Ni ketakutan dan menjawab, "Tidak. Maksudku bukan begitu. Maafkan aku." Ha Ni berjalan pergi dan Jang Mi langsung tersenyum senang karena Ha Ni juga di tolak.
Namun tiba-tiba Seung Jo menarik Ha Ni dan merangkul Ha Ni lalu berkata pada Ibunya, "Apakah begini sudah cukup?" Semuanya kaget bahkan Jang Mi pun langsung merasa pusing. Ibu Seung Jo senang dan siap memoto mereka berdua. Seung Jo berbisik pelan, "Hey pelanggan, berapa uang yang kau berikan ini? Tolong ambil kembalian 8800 won." Ha Ni kaget mendengar kata-kata itu karena itu artinya Seung Jo tau bahwa dia yang memakai jaket ayam di supermarket. Ibu Seung Jo langsung memotret dan hasilnya Ha Ni menjauh dari Seung Jo karena kaget dan pada saat itu Seung Jo tersenyum.
Malamnya ada acara yang dibuat oleh murid-murid kelas 3-1 dan Ha Ni terlihat sangat lesu. Joon Gu memperhatikan Ha Ni dan dia berkata dalam hati, "Baiklah aku akan memberikan semangat apda Ha Ni agar Ha Ni tidak melupakan hari ini." Tiba-tiba ada suara berisik dan itu datang dari suara anak-anak kelas 3-1 yang datang ke tempat itu juga. Guru Kang Yi langsung protes pada Paman pelayn namun paman itu bilang bahwa mereka ini dari sekolah yang sama sehingga harus merayakan bersama.
Perhatian kelas 3-7 teralihkan karena Joon Gu dan Bye-Bye Sea siap perform dan memakan baju yang sedikit nora. Joon Gu berkata, "Ha Ni dengarkan ini, ini adalah perasaanku padamu." Seung Jo yang mendengar hal itu langsung tersenyum meremehkan. Joon Gu sangat kaget melihat Seung Jo dan kelas 3-1, "Ya Baek Seung Jo! Mengapa kau ada disini?" Seung Jo tidak menjawab dan berkata pada anak-anak kelas 3-1, "Sepertinya mereka menyiapkan banyak hal jadi kita tinggal menikamtinya." Anak kelas 3-1 setuju dan duduk di meja dekat meja kelas 3-7.
Joon Gu dan Bye-bye sea mulai perform dan semuanya tertawa. Ha Ni benar-benar merasa malu dan hanya bisa tertunduk malu. Seung Jo yang melihat penampilan Joon Gu dan Bye-Bye Sea hanya tertawa meremehkan. Joon Gu mengahmpiri Ha Ni dan memegang tangan Ha Ni, pada saat itu senyum Seung Jo hilang dan wajahnya terlihat kesal (Cemburu kah? Hehehehe :)) Ha Ni benar-benar kebingungan dan hanya bisa tertunduk dan tidak berani melihat Seung Jo.
Di Restaurant Papah, banyak sekali pengunjung yang datang untuk makan-makan bersama keluarga merayakan hari kelulusan. Papah sangat kesulitan sehingga dia akhirnya menelfon Joon Gu dan meminta Joon Gu datang ke Restaurant untuk membantu. Joon Gu awalnya tidak mau pergi karena dia tidak mau membiarkan Ha Ni sendiri namun dia bilang bahwa hidupnya masa berjalan sehingga dia harus menggapai yang ada di depan matanya yaitu bekerja di Restaurant Papah. Joon Gu pun langsung mengajak Bye Bye Sea agar segera pergi.
Guru Ji Oh bilang pada kelas 3-1 bahwa dia sangat bangga karena kelas 3-1 sudah bersungguh-sungguh. Guru Kang Yi tidak mau kalah sehingga dia juga bilang pada kelas 3-7 bahwa dia juga sangat bangga. Akhirnya kelas 3-1 dan kelas 3-7 adu omongan mengenai Ha Ni yang rengking terendah bisa masuk Universitas Parang dan Seung Jo yang rengking teratas masuk Universitas Parang juga.
Seung Jo tiba-tiba berkata, "Aku merasa terhina jika di samakan dengan gadis bodoh itu. Gadis bodoh yang merepotkan!" Ha Ni sangat kaget mendengar itu dan dia berkata, "Benar, aku sedikit merepotkanmu. Baiklah banyak merepotkanmu! Aku sempat berfikir untuk tidak mempedulikan apa yang kamu tidak punya tapi walaupun kau pintar, kau tidak boleh merendahkan orang lain!" Seung Jo membalas, "Aku tidak merendahkannya, orang itu lah yang membuat dirinya rendah!" Semua menertawakan Ha Ni.
Ha Ni berkata, "Dasar orang brengsek! Kau bahkan tidak pernah memikirkan sedikit perasaan manusia. Kau kasar! Dingin! Keberuntungan yang jelek!" Seung Jo bertanya, "Tapi mengapa kau menyukai si Kasar, si dingin dan si keberuntungan jelek ini hah? Bukankah kau bilang kau menyukaiku? Bahkan buku catatanmu penuh namaku. Karena itu apakah kau pernah belajar?" Ha Ni sangat kesal di perlakukan seperti itu sehingga dia berkata, "Benar... Disini juga aku ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan. Apakah kamu sudah siap melihat hal ini? Tada! Lihatlah ini adalah foto Baek Seung Jo kecil!!!" Ha Ni mengeluarkan foto Seung Jo yang di dandani perempuan dan memperlihatkannya pada semua orang. Joo Ri mengambil foto itu dan langsung melihatnya bersama anak kelas.
Ha Ni melihat Seung Jo dan berkata, "Kau pikir aku hanya memiliki 1 foto saja? Apakah kau ini pantas disebut Jenius?" Ha Ni tertawa sementara wajah Seung Jo sangat kesal. Seung Jo mengambil kembali foto masa kecilnya dan langsung menarik Ha Ni pergi. Ha Ni meminat di lepaskan namun Seung Jo terus menariknya pergi.
Seung Jo membawa Ha Ni ke lorong yang sepi dan langsung sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Ha Ni. Ha Ni ketakutan dan bertanya, "Hey apa yang kau ingin lakukan hah?" Seung Jo balas bertanya, "Kau pikir apa yang akan aku lakukan?" Ha Ni berusaha melawan dan berkata, "Muskipun kau berniat menakutiku tapi aku tidak akan takut! Perasaan sukaku padamu... kau membuatnya sebagai lelucon di hadapan teman-temanmu. Aku hanya mencoba balas dendam! Aku sekarang akan berhenti menyukaimu!"
Seung Jo bertanya, "Apakah kau bisa?" Ha Ni menjawab, "Tentu saja bisa! Baek Seung Jo sifatmu itu... dengan sifatmu selama ini aku merasa lelah. Setelah kelulusan ini maka aku merasa perasaan ini sudah selesai. Aku akan berhenti menyukaimu!" Seung Jo semakin mendekatkan wajahnya dan bertanya, "Apakah kau akan melupakannya?" Ha Ni menjawab, "Ya! Aku akan melupakan orang sepertimu dan nanti di Universitas aku akan menemukan seseorang..." Kata-kata Ha Ni terpotong oleh Seung Jo, "Kalau begitu apakah kau bisa melupakan aku?"
Seung Jo benar-benar mendekatkan wajahnya dan mencium Ha Ni. Ha Ni sangat kaget dan hanya bisa diam. Seung Jo melepaskan ciumannya dan bilang, "Sepertinya kau tidak bisa melupakanku." Seung Jo tersenyum sinis dan pergi. Ha Ni kaget dan berkata dalam hati, "Cium? Apakah aku dan Baek Seung Jo.... Baek Seung Jo mencium ku."
Paginya, Ha Ni meletakan foto dia bersama Seung Jo saat kelulusan di samping tempat tidurnya dan dia bagun dalam keadaan senang. Setiap mengingat kejadian ciuman itu, Ha Ni selalu merasa malu-malu dan senang. Ibu Seung Jo berteriak dari bawah, "Ha Ni bukankah kau harus pergi ke kampus?" Ha Ni baru ingat dan langsung bangun.
Ha Ni berjalan pelan-pelan keluar dari kamarnya dan berfikir, "Apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu dengannya? Pasti rasanya sangat canggung sekali. Apa yang harus aku lakukan?" Ha Ni berjalan menuju kamar mandi dan kaget saat melihat Seung Jo baru keluar dari kamar mandi. Ha Ni berusaha bersikap akrab tapi justru Seung Jo yang bersikap dingin padanya dan melewati Ha Ni begitu saja. Ha Ni kebingungan dan terus melihat Seung Jo sehingga dia terpeleset di kamar mandi dan Seung Jo berkomentar, "Bodoh!"
Ha Ni terdiam dan befikir, "Bodoh? Apakah itu kata yang boleh diucapkan pada seseorang yang telah berciuman? Apa artinya ini? Hanya aku yang tidak tahu apa yang mesti di lakukan. Aku benar-benar seperti orang bodoh."
Mereka pun sekeluarga sarapan bersama. Ibu Seung Jo bilang bahwa dia sangat rindu melihat Ha Ni dan Seung Jo yang memakai seragam. Ibu Seung Jo lalu bertanya, "Ha Ni, apa pendapatmu mengenai rambut baru Seung Jo? Setelah dia bilang tidak mau pergi, akhirnya aku memaksanya agar di kriting. Bagaimana pendapatmu? Bukankah ini hasilnya bagus?" Ha Ni tersenyum dan menjawab, "Ya hasilnya bagus." Seung Jo tiba-tiba menyelesaikan sarapannya dan pergi ke kampus. Ibu Seung Jo mencoba mengehntikan dan meminta agar Seung Jo pergi bersama Ha Ni.
Di kampus, Ha Ni duduk sendiri dan bilang bahwa tadi Seung Jo bilang pada Ibunya bahwa dia akan pergi bersama Ha Ni namun di tengah jalan Ha Ni justu ditinggal. Joo Ri datang dengan penampilan barunya dan Ha Ni senang melihat temannya ini. Joo Ri bertanya, "Bagaimana pendapatmu?" Ha Ni menjawab, "Hmm kau terlihat seperti memakai helm." Joo Ri kesal dan berkata, "Kau benar maka bukalah helm ini, buka!" Ha Ni tertawa dan berkata, "Tidak aku hanya bercanda, kau cantik."
Joo Ri bertanya, "Mana Min Ah? Bukankah kita janjian untuk pergi makan siang bersama?" Tiba-tiba ada suara, "Aku disini!" Joo Ri dan Ha Ni kebingungan saat melihat seorang mahasiswa yang ada di dekat mereka. Ha Ni benar-benar tidak mengenali Min Ah yang berubah sekali. Joo Ri juga bilang bahwa Min Ah seperti tokoh komik.
Mereka berjalan mengelilingi kampus dan meliat ada yang sedang berciuman. Joo Ri dan Min Ah hanya bisa bengong sementara Ha Ni tersenyum malu-malu. Joo Ri dan Min Ah penasaran dan langsung bertanya, "Ada apa Oh Ha Ni? Apakah sesuatu telah terjadi? Apa itu? Cepat beritahu kami!" Ha Ni terus menutupi bibirnya dan itu membuat Min Ah bertanya, "Ha Ni, kenapa kau terus menutupi bibirmu?" Ha Ni berbisik pada mereka berdua, "Aku dicium." Joo Ri dan Min Ah kaget, "APA DICIUM?" Ha Ni panik dan meminta mereka berdua agar tenang.
Joo Ri bertanya, "Kapan? Dimana? Bagaimana?" Min Ah juga bilang, "Kalau kalian sudah berciuman maka itu artinya kalian pasangan." Ha Ni kebingungan dan bilang, "Tapi sepertinya dia bercanda saja." Joo Ri dan Min Ah meyakinkah Ha Ni bahwa itu pasti ciuman beneran. Ha Ni langsung tersipu malu.
Mereka berjalan-jalan dan terus bertanya tentang ciuman itu pada Ha Ni. Ha Ni berusaha menghindar dan justru itu membuatnya hampir tertabrak sebuah mobil sport berwarna merah. Turun seorang wanita dari dalam mobil itu dan bertanya, "Kau tidak terluka?" Ha Ni menjawab, "Tidak. Maafkan aku," Wanita itu bertanya, "Apakah kau mahasiswa baru? Welcome..." Wanita itu masuk kembali ke dalam mobilnya dan pergi.
Ha Ni, Joo Ri, Min Ah berjalan keliling kampus dan Min Ah berkata, "Bukankah ini mobil yang tadi?" Ha Ni berkata, "Wanita tadi sangat cantik. Au melihatnya dari dekat dan ya dia memiliki rambut yang indah dan tebal. Mungkin dia senior kita. hmm tahun ke3 sepertinya." Joo Ri berkata, "Berhentilah membicarakan wanita itu lagi. Bukankah kita ke gedung itu untuk menemui suamimu Ha Ni?" Ha Ni langsung tersipu malu.
Mereka bertiga mengintip ruang kelas Seung Jo dan terlihat Seung Jo sedang mengobrol bersama teman-teman yang lainnya. Seperti biasa Joo Ri berteriak, "OH HA NI!" Seung Jo mendengar itu dan langsung berjalan keluar kelas. Ha Ni berdiri di depan pintu dan melambaikan tangan pada Seung Jo, Joo Ri dan Min Ah juga ikut melambaikan tangan pada Seung Jo. Seung Jo bertanya, "Ada apa?" Ha Ni menjawab, "Tidak... Aku hanya ingin melihat suasana kelasmu saja. Aku hanya penasaran."
Min Ah yang melihat pembicaraan antara Seung Jo dan Ha Ni tetap dingin pun mulai bertanya pada Joo Ri, "Apakah benar bahwa mereka telah berciuman?" Joo Ri menjawab, "Enathlah. Ha Ni terlihat terlalu payah!"
Wanita yang tadi keluar dari mobil itu bernama He Ra dan dia berjalan menghampiri Seung Jo dan kaget melihat Ha Ni. He Ra bertanya pada Seung Jo, "Apakah ini pacarmu?" Ha Ni sudah tersenyum namun Seung Jo menjawab, "Tidak. Tidak mungkin!" Ha Ni benar-benar sakit hati mendengar jawaban Seung Jo. He Ra justru senang mendengar jawaban itu dan mengajak Seung Jo pergi ke cafe namun Seung Jo menolaknya dan langsung pergi.
Senyuman He Ra langsung menghilang saat melihat Ha Ni dan ya terlihat jelas bahwa dia tidak menyukai Ha Ni karena Ha Ni ini teman Seung Jo juga.
0 komentar:
Posting Komentar