Setelah dibebaskan dari genggaman kakaknya, Ki-hoon berkendara dengan mood yang sangat bagus hingga dia tidak bisa berhenti tersenyum. Meskipun begitu, Eun-jo tidak merasakan semangat Ki-hoon itu dan lebih peduli pada keadaan Ki-hoon – Ki-hoon lapar sebab dia tidak makan apa2 selama diculik. Ketika mereka berhenti di tengah hutan, Ki-hoon mengisyaratkan agar Eun-jo mendekat untuk mengobrol. Eun-jo malah pergi untuk mencari makanan.
Tidak ada rumah makan di sekitar sana jadi Eun-jo mendekati seorang penjaga toko yang sudah tua lalu meminta disiapkan bubur. Saat Ki-hoon makan, dia mengatakan pada Eun-jo kalau dia tahu apa yang Eun-jo pikirkan tapi untuk 80 menit ke depan, itu tidak jadi soal sebab dia akan bersikap kalau sekarang adalah 8 tahun yang lalu, seperti Ki-hoon tidak pernah naik kereta itu dan mereka berpisah. Ki-hoon akan menganggap 10 menit sebagai 1 tahun yang dimulai dengan tahun 2002.
Setelah itu, Ki-hoon mulai dengan bicara pada Eun-jo seolah-olah dia masih guru matematika Eun-jo dan memberikannya tugas karena melewatkan sebuah permasalahan yang sudah Ki-hoon tunjukkan pada Eun-jo bagaimana memecahkannya. Eun-jo tersenyum melihat kekonyolan Ki-hoon dan mengijinkan Ki-hoon terus dengan cara ikut dalam permainan ini dan memperlakukan Ki-hoon seperti dulu waktu dia menjadi guru les-nya.
Ketika sekmen 10 menit berlanjut ke sekmen yang selanjutnya, Eun-jo berubah dari anak SMA ke anak kuliahan di kampus Ki-hoon. Mereka terus berkencan dan Ki-hoon mengatakan ketidaksenangannya tentang anak laki2 yang berada di sekitar Eun-jo di kampus.
Sebuah perjalanan naik sepeda memberikan kesempatan pada keduanya untuk membayangkan kalau mereka sedang berkencan dan sekarang kita sudah melewati empat tahun: Ki-hoon melanjutkan ke jenjang yang selanjutnya sebab dia enggan untuk terjun langsung ke tempat kerja dan meninggalkan Eun-jo serta khawatir dia akan mengencani pria lain. Ki-hoon memarahi Eun-jo soal nilai2 Eun-jo saat Eun-jo merebahkan kepalanya di punggung Ki-hoon.
Sekmen 10 menit lewat lagi dan sekarang Ki-hoon mempermasalahkan Eun-jo yang ingin belajar keluar negeri dan menawarkan untuk mengajarinya bahasa inggris malahan. Pada 2008 bayangan mereka ketika Eun-jo lulus dari universitas, hubungan mereka tetap kuat dengan tidak ada tanda2 perpecahan.
Akhirnya, saat mereka berjalan ke mobil, Ki-hoon bicara soal pernikahan. Dia menjamin Eun-jo kalau dia punya segalanya untuk membuat Eun-jo bahagia – pintar, tampan, dan humoris. Ki-hoon tidak punya uang tapi dia akan belajar mencari uang mulai dari sekarang. Dan Ki-hoon ingin hidup dengan ayahnya dalam skenario ini karena ayah dipecat dari pekerjaannya di perusahaan.
Ki-hoon membicarakan ini dengan cara yang biasa. Eun-jo jadi berpikir sendiri kalau Ki-hoon yang ini tidak pernah menyakitinya, tidak punya rasa bersalah, dan untuk itu bisa bebas melakukan lamaran untuk menikah. Eun-jo memutuskan untuk membuat Ki-hoon menunggu jawaban darinya, hanya untuk membuat Ki-hoon menderita sedikit. Eun-jo mengatakan pada Ki-hoon untuk mencari uang dulu sebelum dia mempertimbangkan untuk mengiyakan.
Akan tetapi, saat waktu 80 menit mereka semakin dekat, senyum menghilang dari wajah Ki-hoon. Eun-jo kembali ke toko untuk berterima kasih pada nenek karena sudah membantu. Dan ketika dia kembali, Ki-hoon dan mobilnya sudah hilang. Ki-hoon meninggalkannya. Dia menelpon Eun-jo untuk mengatakan kalau dia akan mengantarkan bukti itu ke Hong Ju untuk menyelamatkan perusahaan. Dia melakukan ini sebab dia tahu Eun-jo akan protes. Eun-jo berusaha mencegah Ki-hoon tapi dia merasa semua ini merupakan keharusan.
Ada berita yang lebih mengerikan: Hyo-sun menelpon dengan panic sebab Jun-su menghilang. Jun-su tidak di sekolah saat Hyo-sun pergi menjemputnya. Dia juga tidak di rumah dan sudah dicari Hyo-sun ke sekeliling rumah. Dan tidak ada satu pun teman Jun-su yang tahu dimana Jun-su berada.
Jung-woo, paman Hyo-sun dan para ajumma berpencar menjelajahi perumahan itu untuk mencari Jun-su sedangkan Hyo-sun menahan rasa takutnya lalu menelpon Kang-sook untuk memberiathukannya hal ini. Eun-jo pulang ke rumah dengan taksi dan sangat mengkhawatirkan adiknya. Dia juga berpikir kalau dongengnya berakhir pada jam 5.20.
Kang-sook mendekati anak temannya yang menangis di halaman. Gadis itu benci melihat bagaimana ibunya bercumbu dan bertengkar tiap hari dengan pria2 itu. Kang-sook mengatakan pada gadis itu kalau ibunya melakukan itu bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk memberi makan anaknya. Kalimat ini tidak menenangkan gadis itu dan dia terus menangis. Kang-sook lalu bertanya, “Apa itu benar2 membuatmu kesal?” Ketika gadis itu mengangguk, Kang-sook memberikan pelukannya dan meminta maaf: “Bagaimana mungkin aku tahu kalau ini akan begitu menyakitkan untuk anak kecil?”
Dalam perjalanan ke kantor polisi, Eun-jo mencoba menghibur Hyo-sun kalau Jun-su akan baik2 saja. Hyo-sun bertanya kemana saja Eun-jo seharian ini – kemana Eun-jo ketika Hyo-sun memohon pada nenek soal saham itu dan Jun-su menghilang dri rumah? Hyo-sun bertanya, “Apa kau mengkhawatirkan Jun-su? Apa kau pernah memegangnya? Apa kau tahu kalau dia adalah adik kita? Apa kau pernah memikirkan dia sebagai adikmu?”
Tapi Hyo-sun sebenarnya membuat pernyataan yang pas tentang Eun-jo yang tidak menunjukkan ketertarikan pada Jun-su. Tidak benar kalau Eun-jo tidak peduli pada Jun-su. Bukan sebuah kejutan lagi kalau anak2 kurangnya interaksi merupakan kurangnya ketertarikan. Ketika Eun-jo membalik buku gambar Jun-su, dia melihat sebuah potret keluarga dan Jun-su hanya menggambar empat orang dan Eun-jo tidak ada disana.
Ki-hoon memarkir mobilnya di depan kantor Hong Ju lalu menelpon kakaknya untuk menyusun perjanjian: Ki-hoon akan menukar bukti yang dia punya dengan mereka untuk sebuah kontrak perjanjian untuk tidak mengganggu perusahaan Dae-sung dan mengembalikan saham yang mereka beli dari para tetua. Ki-jung menolak perjanjian ini dan menyuruh Ki-hoon untuk melakukan yang terburuk. Ki-jung tidak percaya kalau Ki-hoon akan melakukan itu sebab hal itu akan menghancurkan ayah mereka. Ki-hoon mengatakan dengan tegas kalau bukti itu ada padanya. Lalu dia memberikan Ki-jung tenggat waktu: Ki-hoon akan menunggu sampai besok pagi.
Selagi seluruh anggota keluarga duduk dan menunggu berita dengan gelisah, Kang-sook tiba dan menanyakan Jun-su. Kemana mereka sudah mencari? Apa mereka sudah mencari ke semua tempat? Eun-jo dan Hyo-sun kaget melihat kepulangan ibu dan Hyo-sun mendekat untuk memeluk ibu. Dia bertanya apa ibu kembali untuk berbaikan. Hyo-sun tidak mendapatkan jawaban sebab Kang-sook langsung berlari untuk terus mencari.
Kemudian mereka berhasil menemukan Jun-su… di bawah meja barangkali? Mereka sebenarnya menemukan Jun-su setelah dia bangun dan mulai terisak. Suara itu membawa mereka ke kantor Dae-sung dimana ibu memeluk Jun-su dengan gembira dan diikuti oleh Hyo-sun. Eun-jo melihat semua ini dari samping dan merasakan bahwa dia bukan bagian dari keluarga ini. Di kamarnya, Eun-jo berpikir lagi bagaimana dongengnya berakhir sore ini.
Ibu dan Hyo-sun memandikan Jun-su yang terlihat sangat senang. Jun-su menjelaskan kalau dia bermain petak umpet dan sebuah flashback memberitahu kita bagaimana dia bisa berada di bawah meja Dae-sung. Seperti yang sudah sering dia lakukan ketika ayah masih hidup, Jun-su bermain petak umpet bersama ayah dalam bayangannya saja. Pada awalnya terlihat kalau Jun-su hanya terlihat menghidupkan kenangan lama tapi kenangan itu menjadi kabur dengan kenyataan ketika Dae-sung mengatakan pada Jun-su untuk menjaga ibu dan kakak2 perempuannya sebab dia adalah satu2nya pria dalam keluarga itu.
Eun-jo memaksa ibunya untuk menjelaskan kenapa dia pergi dan kemudian kembali lagi. Tapi Kang-sook berkeras kalau dia tidak punya penjelasan apa2. Saat keluarga itu sedang makan, Hyo-sun berkata pada Kang-sook kalau mereka miskin sekarang – mereka mungkin akan kehilangan rumah ini. Hyo-sun meminta Kang-sook untuk memberitahukan apa yang dia rencanakan jadi Hyo-sun bisa mempersiapkan dirinya.
Kang-sook mengaku kalau dia hanya tertarik pada kekayaan jadi kenapa Hyo-sun mau percaya setiap kata yang ibu akan katakan sekarant? Kemudian ibu mengkritik cara bicara Hyo-sun dan memintanya untuk belajar bicara yang baik dari Eun-jo. Kang-sook juga bergumam pada Hyo-sun tentang tidak akan kehilangan rumah ini – apa Hyo-sun tahu kalau dia adalah Song Kang-sook? Dia akan mati bila dia membiarkan seseorang mengambil rumah ini darinya.
Kang-sook mengambil kendali seolah-olah dia tidak pernah pergi dan mengumpulkan semua pekerja untuk memberikan kuliah soal etika bekerja. Akan tetapi, sekarang nada bicaranya berbeda, kalau di masa lalu dia selalu menunjukkan kekuasaannya dan sekarang dia terdengar bahkan peduli pada keadaan perusahaan. Ketika paman Hyo-sun lewat dan melihat Kang-sook dengan ketakutan, Kang-sook membuatnya terkejut dengan tidak mengusirnya seperti yang paman pikirkan. Malahan, Kang-sook menyuruh paman untuk segera bekerja.
Perubahan sikap ini juga berimbas ke Hyo-sun yang ibu perlakukan tidak seperti dulu tapi dia berbicara apa adanya. Ibu membalik-balik lemari Hyo-sun dan ibu meminta Kang-sook untuk memberikan beberapa barang2nya yang bagus itu pada Eun-jo sebab Hyo-sun harus merasa bersalah karena dia punya banyak barang bagus tapi Eun-jo berdandan begitu sederhana. Kelihatannya Kang-sook sudah menemukan tempatnya tapi Hyo-sun bingung pada perubahan ini.
Kang-sook mengatakan semuanya pada Hyo-sun dan berkata kalau dia akan bersikap seperti ibu tiri sekarang. Ibu tidak bisa berpura-pura lagi sekarang dan dia sudah lelah memaniskan kata2nya jadi dia akan bersikap jujur sekarang – dia tidak bisa merasakan hal yang sama pada Hyo-sun seperti yang dia rasakan pada darah dagingnya. Ketika Eun-jo atau Jun-su sakit, Kang-sook merasa semua organ tubuhnya dikeluarkan tapi pada Hyo-sun, dia tidak merasakan hal yang sama. Akan tetapi, Kang-sook mengakui kalau adanya waktu 8 tahun bersama itu dan Hyo-sun adalah orang yang paling mengingatkannya pada Dae-sung – jadi sekarang dia memutuskan mereka akan mempunyai hubungan ibu tiri dan anak tiri.
Hyo-sun bertanya apakah ibu bersungguh-sungguh dengan ucapannya – begitukah Hyo-sun artinya bagi ibu, bahwa ibu tidak merasa seperti ditikam ketika dia sakit? Kang-sook menjawab iya. Hyo-sun menarik Kang-sook dan memeluknya dan memintanya untuk tidak melupakan kesalahan Kang-sook padanya dan pada Dae-sung. Hyo-sun menambahkan, “Aku tidak akan memintamu untuk membayarnya dengan hal lain, jadi rasakan saja hal yang sama padaku seperti yang kau rasakan pada Unni.”
Ketika Jung-woo memandangi tulisan di pemukul baseball-nya, dia mengenang kembali masa kanak2nya dan bagaimana dia tumbuh mencintai Eun-jo. Flashback itu membawa Jung-woo ke saat2 awal mereka bersama hingga ke hari dimana dia merayakan ‘ultah-nya’ bareng Eun-jo. Cukup meyakinkan, Jung-woo bicara pada Eun-jo dan memberikannya pemukul baseball-nya pada noona. Jung-woo tahu kalau dia akan ditolak, tapi dia harus melakukan ini tidak peduli apapun jawaban Eun-jo.
Setelah itu, Jung-woo menyatakan perasaannya kalau Eun-jo sudah menjadi wanita di hati Jung-woo sejak masih kecil dan dia selalu ingin menjaga Eun-jo. Ki-hoon sudah membuat Eun-jo banyak menangis dan akan terus membuat Eun-jo menangis nanti dan Jung-woo tidak bisa duduk saja melihat itu terjadi: “Hiduplah dengaku.” Sebenarnya itu lamaran pernikahan dan Jung-woo berjanji untuk membuat Eun-jo bahagia dan hanya hidup dengannya.
Eun-jo mengatakan pada Jung-woo ini bukan artinya dia tidak menyukai Jung-woo tapi dia tidak bisa bersama Jung-woo sebab dia sangat menyukai Ki-hoon. Meski dia tidak tahu apakah dia bisa bersama Ki-hoon nanti, tapi itu tidak jadi masalah: “Apa artinya itu saat aku tergila-gila padanya? Kau akan bertemu wanita yang menyukaimu seperti aku menyukai Ki-hoon.” Eun-jo menyerahkan kembali pemukul baseball itu dan berkata kalau dia benar2 peduli pada Jung-woo. Tapi sekarang, Eun-jo harus menemui Ki-hoon.
Setelah menunggu semalaman di dalam mobilnya, Ki-hoon bangun keesokan paginya. Sedikitnya jawaban dari Ki-jung berarti dia tidak ada rencana untuk menurut. Eun-jo telah membaca laporan di Koran pagi dan langsung menuju ke Hong Ju. Ki-hoon melihat Eun-jo memasuki gedung dan mengikutinya dan mencoba untuk meminta tinggal sebab semua ini akan berakhir. Tapi tidak, Eun-jo mengatakan pada Ki-hoon – semuanya sudah berakhir. Hong Jud an ayah Ki-hoon sudah dituntut atas perbuatan illegal mereka.
Setelah itu, pintu terbuka dan Ki-jung keluar untuk memberitahukan Ki-hoon bahwa dia sudah menang. Ternyata Direktur Park yang menghancurkan perusahaan itu. Eun-jo dan Ki-hoon melihat dari mobil ketika ayah Ki-hoon dikawal dari mobilnya dan dikerumuni oleh reporter yang penasaran. Ki-hoon melewati kerumunan itu untuk mengetuk pintu mobil ayahnya dan mendekat untuk meminta ayahnya sekali lagi untuk meninggalkan semuanya.
Ki-hoon berjanji akan mendukung ayahnya dan menjadi anak yang berbakti jika ayah meninggalkan semua ini dan tinggal bersama Ki-hoon. Ayah tersentuh pada sikap Ki-hoon dan bahkan menangis serta memandang Ki-hoon dalam-dalam. Tapi ini jelas tidak mudah dan ayah tidak bisa melakukannya. Kaca jendela kambali menutup dan ayah meminta sopirnya untuk jalan. Setelah mobil itu berlalu, kerumunan itu berpencar dan Ki-hoon tetap berdiri beku. Eun-jo mendekat dan memegang tangan Ki-hoon lalu menuntunnya kembali ke mobil.
Sedangkan, Hyo-sun dan Kang-sook berbelanja pakaian dan Kang-sook mengambil sebuah baju untuk Eun-jo. Tapi dengan caranya yang aneh, Hyo-sun menganggap itu sebagai sikap untuk bersikap lebih berani pada ibu. Hyo-sun mengatakan pada ibu untuk tidak bersikap diskriminatif pada putri-putrinya dan mengambil satu baju untuk ditambahkan ke tumpukan baju ibu.
Eun-jo mengantar Ki-hoon ke tempat bicara favorit mereka – hutan – dan keluar untuk memberikan kesempatan bagi Ki-hoon untuk sendiri sebab dia menangis. Setelah beberapa waktu, Eun-jo membuka pintu mobilnya dan menepuk bahu Ki-hoon. Kemudian, Eun-jo memegang tangan Ki-hoon lagi dan dengan pelan mengajaknya keluar mobil. Eun-jo memeluk Ki-hoon dan tangannya dengan pelan mengusap punggung Ki-hoon. Dia berkata kalau Ki-hoon seharusnya memberitahukannya dari awal sebab dia bisa membantu Ki-hoon dalam saat sulitnya. Mereka seharusnya membicarakan semuanya bersama dan mereka tidak akan kehilangan apa2.
Eun-jo: ‘Kau bisa bersandar padaku’. Ketika ayah mengatakan itu padaku, aku tahu meskipun aku tidak langsung bersandar padanya, aku telah menemukan seseorang untuk bersandar saat aku perlu. Pada saat itu, rasanya seperti sesuatu yang terikat terbuka dan tenang. Bersandarlah padaku. Kau bisa bersandar padaku. Aku memintamu untuk bersandar padaku kali ini, ya?
Ki-hoon memegangi Eun-jo dengan erat untuk beberapa saat. Dan saat dia mundur, Ki-hoon mengecup kening Eun-jo lalu perlahan-lahan mereka berciuman.
0 komentar:
Posting Komentar